Proyek Sampah Jadi Listrik: Kolaborasi Pemerintah dan Konglomerat Rp50 Triliun Senin, 06/10/2025 | 13:40
Riau12.com-JAKARTA – Gelombang investasi besar-besaran datang dari para konglomerat Indonesia. Sebanyak 46 taipan dikabarkan telah menanam dana hingga Rp50 triliun melalui pembelian Patriot Bonds yang diterbitkan oleh Danantara Indonesia, untuk membiayai proyek waste to energy (WTE) atau pengolahan sampah menjadi listrik. Proyek ini dijadwalkan masuk tahap tender akhir Oktober 2025.
Chief Executive Officer Danantara Indonesia, Rosan P. Roeslani, mengonfirmasi dana yang ditargetkan sudah terkumpul penuh. “Pokoknya sudah full, tercapai Rp50 triliun. Itu yang bisa saya sampaikan,” ujar Rosan di Jakarta, Minggu (5/10/2025).
Rosan menambahkan, proyek WTE menjadi langkah konkret pemerintah dalam mengubah persoalan sampah menjadi peluang energi bersih. Selain pengolahan sampah, dana dari Patriot Bonds juga akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek energi baru terbarukan lainnya. “Program ini tidak hanya mendukung kemandirian energi, tapi juga sejalan dengan target pemerintah dalam transisi energi bersih,” jelasnya.
Di tengah keberhasilan penggalangan dana, publik dihebohkan dengan bocoran daftar nama konglomerat yang ikut berpartisipasi, mulai dari Anthony Salim, Prajogo Pangestu, Franky Widjaja, hingga Budi Hartono, dengan nilai investasi mulai dari Rp50 miliar hingga Rp3 triliun per orang. Namun, Danantara Indonesia menegaskan daftar tersebut bukan informasi resmi.
“Patriot Bonds merupakan instrumen private placement dan bersifat sukarela. Skema ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk berkontribusi pada pembangunan lintas generasi, dengan prinsip transparansi dan tata kelola yang kuat,” jelas Mohamad Al-Arief, MD Global Relations and Governance Danantara.
Di sisi lain, pengamat menyoroti fenomena ini dari perspektif politik dan ekonomi. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai Patriot Bonds bisa berfungsi sebagai bentuk “asuransi politik” bagi para pengusaha besar. “Mereka membeli obligasi dengan bunga 2 persen, padahal di pasar SBN bisa dapat 6 persen. Ini lebih ke jaminan politik agar bisnis tetap aman,” ujarnya.
Meski menuai polemik, keberhasilan pengumpulan dana Rp50 triliun ini menandai kolaborasi langka antara sektor swasta dan pemerintah. Jika berjalan sesuai rencana, proyek WTE ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia beralih menuju energi bersih dan berkelanjutan.