Proyek RDMP Dumai Masih Terhenti di Studi, Investasi Rp23 Triliun Menggantung Senin, 06/10/2025 | 13:39
Riau12.com-DUMAI – Meski menjanjikan potensi besar untuk meningkatkan produksi minyak dan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Dumai hingga kini belum juga terealisasi. Proyek strategis ini masih terjebak di tahap pre-feasibility study, tanpa kepastian kapan konstruksi akan dimulai.
Ekonom senior Universitas Riau, Dahlan Tampubolon, mengatakan kendala utama proyek ini adalah kepastian pendanaan dan finalisasi mitra strategis. "Namanya proyek besar, hambatan pasti ada. Sampai sekarang, RDMP Dumai masih tertahan di tahap pre-feasibility study. Harus didorong masuk lagi dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang baru," ujar Dahlan, Senin (6/10/2025).
Proyek RDMP Dumai direncanakan dapat meningkatkan kapasitas produksi kilang RU II Dumai dengan nilai investasi sekitar US$1,5 miliar (Rp23 triliun). Meski telah dilakukan studi bersama PT Nindya Karya dan DH Global dari Korea Selatan sejak 2021, pembangunan fisik proyek masih menunggu kepastian finalisasi capex dan konfigurasi teknis yang ekonomis.
"Dengan finalisasi yang tepat, proyek ini bisa meningkatkan produksi solar, pertalite, LPG, dan produk petrokimia lain untuk memenuhi kebutuhan domestik serta memperkuat ketahanan energi nasional," lanjut Dahlan.
RDMP Dumai merupakan bagian dari strategi PT Pertamina (Persero) dalam mengembangkan kilang minyak di Indonesia, khususnya di Riau. Peningkatan kapasitas kilang RU II Dumai dan unit pengolahan Sungai Pakning diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor BBM dan memperkuat kemandirian energi nasional.
Hingga saat ini, proyek RDMP Dumai meski masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), belum memiliki kepastian waktu pembangunan, dan masih berkutat pada kajian studi kelayakan.