www.riau12.com
Rabu, 08-Mei-2024 | Jam Digital
18:20 WIB - PKB Riau Sambut Baik Mantan Bupati Pelalawan yang Diusung Golkar Jadi Calon Gubri | 17:23 WIB - Momen Mengejutkan! Mobil Terguling di Tepi Jurang Longsor di Padang-Solok | 16:53 WIB - Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker | 15:54 WIB - Masih Usia Remaja, Lagi-lagi Polisi Tangkap Tiga Pelaku Pemakai Barang Perusak Bangsa di Pekanbaru | 15:36 WIB - Minimalisir Polemik Kemudian Hari, Pemkab Bengkalis Sepakati Pembagian Tugas dengan Pemprov Riau | 15:02 WIB - PETIR Duga Adanya Tindak Pidana Korupsi di Kegiatan Dishub yang di Kerjakan PT Hikmah Damon Jaya
 
Islam dan Etos Kerja
Rabu, 04-11-2015 - 15:17:18 WIB

TERKAIT:
   
 

RIAU12.COM-Agama Islam penuh dengan ajaran yang mendorong umatnya untuk berusaha dan bekerja. 

Allah berfirman:  "Dan seseorang tidak akan memperoleh apapun selain apa yang diusahakannya". (Alquran surat An-Najm ayat 39)

Ini sejalan dengan sesanti orang barat, "Do your best and God will do the rest". Namun kebanyakan umat Islam tidak memahami isi ajaran yang tersebut dalam Alquran dan Hadis. Dan tidak sedikit pula orang-orang Islam yang telah memahami ajaran Islam  tetapi tidak mengamalkannya.

Kalau kita mencermati "sirah"  (riwayat hidup) Nabi Muhammad SAW, beliau adalah seorang pemimpin yang tidak pernah menganggur. Setiap hari waktunya digunakan untuk:

    Melakukan ibadah (kebaktian/pengabdian kepada Allah)
    Mencari nafaqah (nafkah)
    Melakukan dirasah (belajar mengajar)
    Memenuhi kebutuhan usrah (keluarga)
    Melaksanakan dakwah (penyiaran islam)
    Mengurusi kepentingan ummat (masyarakat)
    Menyediakan waktu untuk istirahat (istirahat untuk kepentingan kesehatan)

Jadi beliau sangat menghargai waktu dan mengatur penggunaan waktunya dengan sebaik-baiknya.

Menjadi muslim kaffah

Allah telah berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam agama Islam secara keseluruhan  (sepenuhnya) dan janganlah kami mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu" (Alquran surat Al-Baqarah ayat: 208).

Kelemahan sebagian besar umat Islam ialah bahwa mereka mengamalkan ajaran Islam secara parsial dan tidak secara total. Ajaran Islam itu secara garis besarnya terdiri atas tiga bidang, yaitu: akidah (keimanan atau kepercayaan), ibadah, dan akhlak (budi pekerti) yang semuanya harus diamalkan secara utuh, tidak sebagian-sebagian.

Dalam masyarakat sering kita jumpai, misalnya ada orang Islam yang ibadahnya rajin, kelakuannya juga baik, tetapi sayang, akidahnya belum benar atau menyimpang (musyrik). Misalnya mempercayai takdir tetapi tidak mau berikhtiar. Ini menghambat etos kerja. Atau masih memuja jimat-jimat, makam-makam, roh-roh, thuyul, mencari "pesugihan" ke tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat, dan lain-lain.

Ada juga orang Islam yang akidahnya sudah benar dan kukuh, ibadahnya rajin, tetapi kelakuannya tidak terpuji, misalnya melakukan korupsi, selingkuh, peminum, penipu, sombong dan lain-lain.

Contoh lain lagi, ada orang Islam yang akidahnya sudah benar dan kukuh, kelakuannya juga baik, tetapi sayang, dia malas mengerjakan shalat. Itulah beberapa varian tentang kualitas keislaman saudara-saudara kita umat Islam yang membuat citra Islam kurang cemerlang.

Prof. Fazlur Rahman, Guru Besar McGill University, Montreal, Canada, pernah menyatakan bahwa diharapkan umat Islam Indonesia akan menjadi pemimpin dunia Islam, mengingat besarnya jumlah umat Islam di negeri kita ini. Namun dengan melihat keislaman umat kita yang belum kaffah, maka harapan itu tampaknya masih jauh.

Hari Esok Lebih Baik

Pada prinsipnya agama Islam mengajarkan agar para pemeluknya mencapai kemajuan. Sense of progress hendaknya dimiliki oleh umat Islam, terutama para pemimpinnya. 

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barang siapa yang keadaannya hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia beruntung. Dan barang siapa yang keadaannya hari ini sama dengan kemarin, maka dia tertipu. Dan barang siapa yang keadaannya hari ini lebih jelek dari kemarin, maka dia celaka (terkutuk)".

Oleh karena itu kita seharusnya berupaya untuk mawas diri, di mana letak kelebihan dan kekurangan kita, dan bagaimana caranya memperbaiki diri, agar dapat mencapai kemajuan dalam segala aspek kehidupan.

Secara individual, kita hendaknya berupaya untuk maju, dalam bentuk:

    Keimanan kita makin kukuh dan lurus
    Pengalaman ibadat makin rajin dan benar
    Akhlak makin bagus
    Amal saleh makin banyak
    Keahlian makin meningkat
    Ekonomi makin baik.

Dalam meraih kemajuan ekonomi ini Nabi Muhammad bersabda: "Carilah kebutuhan-kebutuhan hidup dengan menjaga kehormatan diri, sebab segala sesuatu itu berjalan menurut takdir Tuhan".(dwc)



 
Berita Lainnya :
  • Islam dan Etos Kerja
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved