www.riau12.com
Minggu, 05-Mei-2024 | Jam Digital
14:04 WIB - Puluhan Tenda Pengungsi Rohingya Hiasi Trotoar Jalan di Pekanbaru | 13:38 WIB - Tekan Angka Stunting , Kampar Berhasil Raih Piagam Penghargaan di Tingkat Provinsi Riau Tahun 2024 | 13:25 WIB - Efek Samping Vaksin Astra Zeneca, Dapat Membahayakan Kesehatan dan Keselamatan Nyawa? | 15:39 WIB - Rupiah Terhadap Dolar Menguat Hari Ini, Terpantau 0,33 Persen ke Level Rp 16.205 | 15:25 WIB - Pendaftaran PPDB SMA/SMK Negeri di Provinsi Riau Akan di Buka, Catat Tahapan dan Tanggalnya | 15:08 WIB - Temukan Senjata Api FN Kaliber 9 mm, Polisi Ungkap Penjualan Senjata Ilegal di Pekanbaru
 
Bijaksana Itu Mempermudah, Bukan Mempersulit
Senin, 12-10-2015 - 16:55:27 WIB

TERKAIT:
   
 

RIAU12.COM-Bijaksana adalah keadaan di mana jiwa selalu tenang dan berpikir jernih sebelum berucap dan bertindak. Orang yang bijaksana dapat menentukan sikap secara mandiri dan tidak terlalu mudah terperangkap oleh pandangan dangkal orang lain.

Orang yang bijaksana memiliki pandangan yang jauh terhadap sebuah masalah. Mereka biasanya selalu melihat masalah dalam konteks yang luas, tidak berpikir sempit.
Ketika membuat sebuah keputusan mereka juga tidak hanya mementingkan diri sendiri tapi memikirkan dampaknya bagi orang lain. Mereka tidak membatasi pikirannya pada kepentingan jangka pendek, tapi juga kemaslahatan jangka panjang.

Semua sikap atau ucapan yang mereka lahirkan akan dirasakan tepat dengan berbagai situasi dan kondisi lingkungannya.

Bijaksana adalah fitrah manusia. Lalu bagaimana cara membangkitkan fitrah ini agar kita sukses menjalankan sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) dan para Sahabat dahulu kala? Berikut ini kiat-kiatnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Permudahlah, jangan dipersulit. Besarkan hati jangan membuat orang lari," (Riwayat Bukhari).

1. Kenali diri sendiri. Kenali apa saja kekurangan dan kelebihan kita sehingga kita bisa memperbaiki yang kurang dan mensyukuri yang lebih.
Luangkan waktu untuk melakukan refleksi dan kontemplasi. Ini sangat baik karena kita bisa bertanya terus tentang kepada diri sendiri, apa yang telah kita perbuat hari ini? Sudah baikkah perbuatan kita hari ini? Apakah kesalahan yang telah kita lakukan hari ini? Apakah kita sudah menjadi orang yang dapat menempatkan diri dengan baik hari ini?

2. Tanyakan terus ke dalam diri agar kesadaran untuk mengubah diri menjadi bijaksana itu semakin kuat. Allah Ta'ala berfirman, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Hasyr [59]:18)

3. Sadarilah bahwa pada hakikatnya kita tidak tahu apa-apa. Dengan demikian kita akan terus belajar dan tidak menganggap diri sudah pintar.
Jadikan prinsip belajar yang tidak mengenal akhir sebagai prinsip hidup. Ini penting agar ketika menghadapi masalah, kita bisa berbaik sangka bahwa Allah Ta'ala sedang memberikan kita ilmu dari proses penyelesaiannya.

4. Belajarlah juga dari pengalaman, baik yang positif maupun negatif. Jadikan penderitaan dan kesalahan yang pernah kita alami menjadi guru.
Belajarlah juga dari alam. Belajarlah menyeimbangkan hidup bersama alam, karena orang bijak adalah mereka yang bisa mengikuti irama alam yang penuh keseimbangan dan keteraturan.

6. Jangan lupa, belajarlah mendengarkan dan menerima nasehat, kritik, dan saran dari orang lain. Kalau kita tidak sanggup mendengarkan orang lain, atau egois terhadap opini orang lain, berarti kita tidak layak menjadi orang yang bijaksana.

7. Jangan tergesa-gesa mengambil keputusan. Sebaiknya ambillah waktu sejenak untuk berpikir tentang suatu masalah demi memikirkan solusi terbaiknya.
Keputusan yang tergesa-gesa bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Cobalah melihat "gambaran besar" dari segala sesuatu, sehingga kita bisa "melihat badainya sebelum awannya muncul."

8. Jadilah pribadi yang sederhana dan ramah kepada setiap orang. Bangunlah silaturahim dengan saudara, kerabat, tetangga dan orang lain.
Kenalilah orang-orang lebih dekat, baik yang ada di rumah, di tempat kerja, maupun di lingkungan sekitar. Bersedialah belajar dari mereka. Mungkin kita bisa menemukan hikmah dari mereka.

9. Bertanggung jawablah pada setiap keputusan dalam hidup kita. Sebab, lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah itu. Semakin kita masuk dan menyelesaikan masalah, insya Allah pribadi kita justru jadi semakin bijaksana.

10. Dan ketika kita ditempa masalah, hendaklah yang dicari solusi, bukan menyalahkan orang lain atau keadaan.

11. Berbagilah dengan orang lain, namun jangan gengsi menerima pemberian orang lain. Orang bijak mau menerima bantuan sesamanya dan juga mengulurkan tangan membantu sesamanya sehingga mereka sama-sama menaiki tangga kemuliaan dengan saling berbagi.

12. Rawatlah kesehatan. Sebab, sehat itu penting. Makanlah makanan bergizi. Tidurlah yang cukup dan berolahragalah secara teratur. Jagalah kebersihan tubuh dan hindari kebiasaan-kebiasaan yang merusak, seperti merokok.

13. Peliharalah ruhiyah kita. Berikanlah makan begizi tinggi kepada ruhiyah kita dengan membaca, mempelajari dan mentadabburi al-Qur'an, serta banyak-banyak berzikir dan mengingat kematian.

14. Kembangkanlah intuisi. Kalau jiwa kita intuitif, kita dapat menangkap perasaan, keinginan, dan kebutuhan orang lain. Tidak semua orang intuitif secara alami, karena itu kita butuh berlatih. Salah satu caranya adalah dengan membayangkan bagaimana perasaan orang lain. Tempatkanlah diri kita sebagai mereka, "pandanglah dengan kaca mata mereka dan berjalanlah dengan sepatu mereka."

15. Bersikaplah fleksibel dan mampu beradaptasi. Biasakan toleran terhadap orang lain dan ide-ide mereka. Cobalah untuk tidak menghakimi mereka.
Kumpulkanlah sebanyak mungkin informasi sebelum menilai. Orang yang sukses adalah orang yang mau berubah, belajar, dan tumbuh ke arah yang lebih baik.
Bersikaplah terbuka terhadap ide-ide baru, sejauh tidak menyimpang dari prinsip ilahiyah.

16. Bersedialah menunda keinginan. Orang yang tidak dapat menunda keinginannya mencerminkan kedangkalan jiwanya. Kalau kita mau bekerja keras dan bisa menantikan saat yang tepat untuk bisa mendapatkan hal-hal baik yang kita inginkan, ini adalah wujud kebijaksanaan yang dalam.(islampos)



 
Berita Lainnya :
  • Bijaksana Itu Mempermudah, Bukan Mempersulit
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved