Selain membuat terisolir sejumlah desa yang ada dipenghujung Jalan yang akan dijadikan akses utama Jalan Lingkar Timur (JLT) itu, genangan air yang tak kunjung surut itu juga membuat aktivitas ekonomi masyarakat yang bergantung pada hasil tani Tandan Buah Segar (TBS) juga lumpuh.

" Kami menggantungkan akses jalan ini untuk keluar masuk hasil pertanian. Kalau terus seperti ini, tentunya kami yang susah karena tak bisa memasarkan hasil pertanian, " keluh salah seorang warga desa Tasik serai, Parlin.

Ditambahkan Parlin, dengan kondisi jalan terendam genangan air ini, tidak hanya mengkhawatirkan dengan hasil pertanian yang terancam busuk, namun kondisi mobil pengangkut juga dikhawatirkan akan rusak.

" Kondisi seperti ini semuanya sangat mengkhawatirkan. Baik hasil panen maun kendaraan operasional pengangkutnya," ujar Parlin.

Hingga berita ini diturunkan, warga di delapan desa yang setiap harinya menggunakan akses Jalan Gajah Mada tersebut kini harus memutar arah jalan hingga ke Minas ataupun desa Muara Basung melalui akses Jalan Perusahaan PT Adei yang dominan dipergunakan lalu lalang mobil operasinal perusahaan asal Malaysia itu dengan jarak tempuh hingga puluhan Kilometer.(r12/rt)