www.riau12.com
Rabu, 24-April-2024 | Jam Digital
08:44 WIB - Harga TBS Sawit Riau Mitra Swadaya Naik, Mitra Plasma Turun | 08:22 WIB - Harga Barang Keperluan Pokok Masih Cukup Tinggi, Bawang Merah Capai Rp.50.000 per Kilogram | 08:09 WIB - Peluk Kucing Empat Jam Digaji Rp.162 Juta, Kok Bisa? | 12:00 WIB - Pemkab Kampar Anggarkan Pengadaan Handphone, Hati Masyarakat Terluka | 11:44 WIB - Mata Panda Merusak Penampilanmu, Berikut Tips Mengatasinya | 09:02 WIB - Sering Macet, Pemprov Riau Akan Melakukan Pelebaran Jalan di Simpang Mall SKA
 
Warga Nyaris bentrok dengan Aparat, Dituduh Mengambil Buah Sawit
Selasa, 08-01-2019 - 11:45:12 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com, PEKANBARU-Panen buah sawit oleh warga Terantang Manuk, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, nyaris berujung bentrok, Senin (7/1/2019) petang.

Aparat kepolisian bahkan sempat beberapa kali melepas tembakan peringatan saat hendak membawa salah seorang warga yang hendak diamankan karena dituduh mengambil buah sawit.

Dari video yang beredar, tampak sejumlah aparat kepolisian sempat menarik salah seorang warga karena dituduh mengangkut buah sawit.

Warga yang melihat salah seorang warganya ditarik dan sudah sempat dinaikkan ke mobil polisi akhirnya marah sambil mendantangi mobil polisi.

Saat itulah, salah seorang personel polisi terlihat melepaskan tembakan senjata api ke atas sebanyak dua kali.

''Mundur...mundur... atau kami tembak...'' kata salah seorang personel polisi dalam video yang diunggah oleh warga sebagaimana dilansir riausky.com.

Karena merasa tidak bersalah, warga pun balik mendatangi polisi yang sudah membawa salah seorang warga di dalam mobil avanza berwarna hitam.

''Kalau mau tembak, tembak kami, tembak sekarang...kami bukan perampok..'' kata salah seorang warga saat peristiwa itu.

Warga langsung mendatangi mobil polisi dan meminta warga yang hendak dibawa ke kantor polisi ''Turun...Turun.. turun...kita bukan perampok... Kalau mau tembak kami, tembak...tembak..,'' amarah warga.

Ketua Koperasi Terantang Jaya Mandiri (TJM) Sapar mengungkapkan kalau pihaknya tidak mencuri, tidak merampok.

''Kami memang rakyat kecil, kami mengambil buah sawit di tanah kami sendiri, karena kami merasa itu hak kami, anak istri kami butuh makan,'' ungkap Sapar.

Dia juga menyebutkan, pihaknya sudah berkali-kali menjelaskan kepada aparat kepolisian perihal duduk permasalahan yang terjadi antara PT Terantang Jaya Mandiri dan PT Safari Riau.

''Kami ini rakyat yang punya tanah, tapi kami tak mendapatkan apapun. Apa salah kami menuntut sesuautu yang menjadi hak kami,'' ungkap Sapar.

Pihaknya tidak takut untuk menghadapi tuntutan perusahaan, karena, sejauh ini, ada banyak ketidakterbukaan yang terjadi dalam pengelolaan kebun KKPA ini.

''Kami sudah bekerja sama semenjak tahun 2006. Tapi perusahaan tidak pernah menjelaskan mengapa status utang kami tidak berkurang. Logis tidak, lahan kami 650 hektare, tapi hutang kredit KKPA kami hanya berkurang tidak sampai Rp1 miliar dalam sekian tahun setelah ada perjanjian,'' ungkap  Sapar.

''Saat kami tanyakan bagaimana dasar perhitungan utang piutang, laporan yang diberikan terus berubah-ubah, karena itulah, kami meminta dilakukan audit secara terbuka dan independen untuk memastikan siapa yang bersalah dalam pelaksanaan program KKPA ini,'' ungkap Sapar.

Sapar berharap semua pihak melihat persoalan ini dengan jernih. ''Kami hidup dari tanah itu. yang semua harus tahu, kami bukan menjarah milik perusahaan, itu tanah kami, anak-anak kami butuh makan, Kalau mau lihat setiap tanah kami punya sertifikat yng dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo,'' ungkap dia.

Hingga kemarin malam, saat dikonfirmasi, Safar mengungkapkan, suasana di Terantang Manuk sudah kembali normal. Namun, warga tetap berjaga-jaga.

''Kami masih mengadakan pertemuan, khususnya warga dan pengurus koperasi. Bagi kami, tanah kami adalah milik kami. dan itu yang kami perthankan. Kami minta keadilan, sudah kami sampaikan berkali-kali, dan karena itu kami harus mempertahankan apa yang menjadi milik kami,'' ungkap Sapar tengah malam tadi.

Pihaknya juga memastikan akan terus menyuarakan permasalahan ini kepada Presiden Joko Widodo.''Setiap kami memiliki sertifikat dan ini sah dari negara. Jadi kalau ada yang mengatakan kami mengambil apa yang bukan menjadi milik kami, itu tidak betul,'' tegas dia. (*)



 
Berita Lainnya :
  • Warga Nyaris bentrok dengan Aparat, Dituduh Mengambil Buah Sawit
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved