Kisah Tragis Gadis Penghibur Kim Jong Un, Harus Siap Layani 'Kebutuhan' Kapanpun Dan Siap Mati
Selasa, 13-03-2018 - 05:30:00 WIB
Riau12.com-Kita pasti tidak asing dengan mitos puluhan bahkan ratusan selir yang 'dipaksa berkorban' demi seorang raja yang tengah bertahta.
Hampir semua kerajaan bahkan pemerintahan modern pernah atau bahkan masih menerapkan status quo yang tak lagi relevan itu hari ini.
Tak terkecuali, Korea Utara.
Selir-selir versi Korea Utara itu dikenal sebagai Pleasure Squad.
Mereka akrab menyebutnya "Gippeumjo" yang berarti "pemberi kebahagiaan".
Sederhananya, sebut saja mereka para gadis penghibur Kim Jong Un, sang diktator tunggal di negara itu.
Remaja-remaja cantik pilihan ini dimanjakan dengan pakaian, make-up, dan kehidupan yang 'seakan tampak' mewah.
Namun, di balik semua itu, para anggota Pelasure Squad harus memanggul penderitaan yang teramat sangat.
Sebab meski secara materi, kehidupan mereka terjamin, Pleasure Squad dipaksa menggadaikan harga diri mereka.
Pleasure Squad dibentuk pertama kali oleh Kim Il Sung, diktator Korea Utara (kakek Jong Un) di tahun 1970.
Tidak semua gadis bisa menjadi Pleasure Squad.
Mereka harus berusia antara 13-15 tahun, memiliki wajah cantik, kulit halus mulus tanpa bekas luka, suara lembut dan menggoda, serta tinggi minimal 170cm.
Anggota Pleasure Squad diwajibkan masih perawan dan belum disentuh oleh pria manapun sebelumnya.
Begitu anggota terpilih, gadis-gadis malang ini akan direbut paksa dari keluarga mereka, dikarantina dalam asrama khusus dan dilarang berhubungan dengan siapapun.
Mereka harus menjalani kontrak selama 10 tahun, dan wajib mematuhi semua perintah pemimpin.
Tugas para gadis belia di Pleasure Squad ini untuk menghibur pemimpin tertinggi Korea Utara.
Mereka wajib bisa menari, memijat, hingga memenuhi kebutuhan seksual.
Tentu mereka tidak boleh menolak dan harus siap memenuhi kebutuhan para pemimpin elit.
Jika gagal, nyawa sendiri dan keluarga jadi taruhannya.
Kim Jong Un di awal kepemimpinannya pernah menghapuskan Pleasure Squad dari skrup kekuasaannya.
Di Korea Utara, siswi berusia mulai dari 13 tahun dipilih dan dipaksa untuk bergabung dengan kelompok Gippeumojo atau disebut juga skuad plesir.
Namun ia kembali membentuknya di tahun 2015.
Majalah Marie Claire pernah memuat pengakuan salah seorang Pleasure Squad era Kim Jong Il, Mi Hyang.
"Aku pernah melihat temanku diraba area sensitifnya demi sebuah taruhan para pemimpin elit," kata Mi Hyang.
Anggota Pleasure Squad akan dipensiunkan saat menginjak usia 25 tahun.
Dan mereka diwajibkan menikah dengan anggota elit dari lingkaran politik Kim Jong Un.
Ini dilakukan agar kegiatan mengerikan Pleasure Squad tetap terjaga kerahasiaannya.
The Sun pernah melaporkan bahwa Kim Jong Un pernah memesan pakaian dalam wanita dari China sekitar medio 2016 lalu.
Biaya belanja pakaian dalam wanita itu menghabiskan sekitar Rp 41 miliar.
Miris, di tengah penderitaan dan pelecehan yang dialami gadis-gadis itu, mereka diwajibkan hadir di setiap pesta dan memasang senyum palsunya.
Sumber : Tribunbali.com
Komentar Anda :