www.riau12.com
Kamis, 06-November-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Tekad Abidin Ingatkan Puskesmas Pekanbaru Manfaatkan Dana Operasional untuk Tangani DBD | 15:50 WIB - Gaji dan Tunjangan ASN Siak Terhambat, Bupati Afni Laporkan Gangguan SIPD ke Kemendagri | 15:11 WIB - Warga Pekanbaru Pasang Papan “Hati-hati, Jalan Sedang Demam” Akibat Jalan Pramuka Rusak Parah | 14:50 WIB - Sinergi Pemda, TNI, Polri, dan Instansi Terkait, Bupati Asmar Tegaskan Kesiapan Hadapi Bencana | 14:46 WIB - Workshop Digital: Guru Matematika Pelalawan Diajari Autograph, Geogebra, dan Perplexity AI | 14:45 WIB - Polres Kuansing Siapkan Personel dan Sarana Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
 
Usai Tiga Tahun Membeku, AS–China Kembali Bangun Komunikasi Militer untuk Cegah Konflik
Senin, 03-11-2025 - 14:16:30 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-Amerika Serikat dan China sepakat membuka kembali saluran komunikasi militer tingkat tinggi setelah terputus selama tiga tahun terakhir.

Kesepakatan ini diumumkan Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, melalui akun resminya di platform X pada Minggu (2/11/2025), usai bertemu dengan Laksamana Dong Jun dari China di sela pertemuan puncak ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, akhir pekan lalu.

“Laksamana Dong dan saya sepakat untuk membangun kembali jalur militer-ke-militer agar bisa meredakan potensi konflik,” tulis Hegseth dalam pernyataannya yang dikutip dari RT.

Ia menambahkan, pertemuan lanjutan antara kedua pihak akan digelar dalam waktu dekat untuk menindaklanjuti hasil pembahasan tersebut.

Saluran komunikasi ini berfungsi sebagai mekanisme penting dalam mencegah terjadinya kesalahpahaman dan eskalasi konflik antara dua kekuatan militer terbesar di dunia itu. Beijing sebelumnya memutus jalur komunikasi militer dengan Washington pada tahun 2022, sebagai respons atas kunjungan Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, ke Taiwan — wilayah yang diklaim sebagai bagian dari kedaulatan China.

Laksamana Dong Jun menyebut pembicaraannya dengan Hegseth berlangsung “berhasil” dan berharap Amerika Serikat mematuhi komitmennya untuk tidak mengekang China serta tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.

Meski secara resmi AS mengakui kebijakan “Satu China”, Washington tetap menjalin kerja sama militer dan memasok senjata ke Taiwan, yang menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.

Kesepakatan untuk membuka kembali saluran komunikasi ini dianggap sebagai langkah positif dalam meredakan tensi antara Washington dan Beijing di tengah meningkatnya persaingan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.




 
Berita Lainnya :
  • Usai Tiga Tahun Membeku, AS–China Kembali Bangun Komunikasi Militer untuk Cegah Konflik
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved