www.riau12.com
Minggu, 21-09-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Si Jago Merah Mengamuk di Pekanbaru, Usaha Rumah Makan hingga Bengkel Ban Hangus Tak Bersisa | 15:56 WIB - Comeback Gemilang! Chico Wardoyo Kalahkan Wang Po Wei dan Amankan Tiket Semifinal Indonesia Masters | 15:47 WIB - Kemendikdasmen Tegaskan Belum Ada Aturan Wajib Satu Tahun PAUD Sebelum Masuk SD | 15:40 WIB - Oknum Polisi di Dumai Ditangkap dengan 1 Kg Sabu, Polda Riau Pastikan Tak Ada Kompromi | 15:34 WIB - Zaenurrohman: Skema NCBAF di RUU Perampasan Aset Bisa Rugikan Publik Tanpa Putusan Pengadilan | 15:29 WIB - Amoeba Pemakan Otak’ Serang Kerala, Pasien Dari Bayi 3 Bulan Hingga Lansia 91 Tahun
 
Amoeba Pemakan Otak’ Serang Kerala, Pasien Dari Bayi 3 Bulan Hingga Lansia 91 Tahun
Sabtu, 20-09-2025 - 15:29:29 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-Kerala, India, – Otoritas kesehatan di Kerala, India, tengah siaga menyusul lonjakan kasus Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM), infeksi otak langka yang dikenal sebagai ‘amoeba pemakan otak’ dan memiliki tingkat kematian tinggi.

Menurut data resmi, tahun ini Kerala telah mencatat 69 kasus PAM terkonfirmasi, dengan 19 pasien meninggal dunia, sebagian besar dilaporkan dalam beberapa minggu terakhir.

Menteri Kesehatan Kerala, Veena George, menyatakan bahwa lonjakan ini menjadi tantangan serius bagi kesehatan masyarakat. “Tidak seperti tahun lalu yang terkait kluster di distrik tertentu, kasus saat ini muncul secara sporadis di berbagai wilayah, dari bayi berusia tiga bulan hingga lansia 91 tahun,” ujar Veena, dikutip dari NDTV.

Dokumen pemerintah Kerala menjelaskan, PAM menyerang sistem saraf pusat, merusak jaringan otak, menyebabkan pembengkakan parah, dan sebagian besar kasus berakhir fatal. Infeksi biasanya terjadi pada anak-anak, remaja, serta dewasa muda yang sebelumnya sehat.

Infeksi disebabkan oleh Naegleria fowleri, amoeba yang hidup di air tawar hangat, terutama yang tergenang. Amoeba masuk melalui mukosa olfaktori dan lempeng kribriform. Meski demikian, konsumsi air yang terkontaminasi secara oral tidak menyebabkan penyakit. Orang yang berenang, menyelam, atau mandi di perairan yang terkontaminasi berisiko tinggi terinfeksi.

Dokumen itu juga menyoroti dampak pemanasan global. “Suhu air yang naik, ditambah cuaca panas yang mendorong lebih banyak aktivitas rekreasi di air, kemungkinan meningkatkan kontak dengan patogen ini,” tulis laporan tersebut.

Infeksi ini tidak menular dari orang ke orang, sehingga tindakan pencegahan fokus pada menghindari kontak dengan air yang terkontaminasi. Otoritas kesehatan Kerala kini terus meningkatkan sosialisasi dan pengawasan untuk meminimalkan risiko infeksi di tengah masyarakat.




 
Berita Lainnya :
  • Amoeba Pemakan Otak’ Serang Kerala, Pasien Dari Bayi 3 Bulan Hingga Lansia 91 Tahun
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved