Riau12.com-Jakarta - Bocah laki-laki berusia 11 tahun bernama Tommie-Lee Gracie Billington dilaporkan meninggal dunia setelah mengikut challenge atau tantangan di TikTok pada Sabtu (2/3) di Lancaster, Inggris.
Tommie-Lee diketahui mengikuti tantangan chroming yang juga dikenal sebagai huffing atau sniffing, di mana seseorang menghirup bahan kimia beracun seperti cat, pelarut, kaleng aerosol, produk pembersih, atau bensin.
Ketika sebuah kandungan zat kimia inhalansia disalahgunakan, maka akan memengaruhi sistem saraf pusat dan memperlambat aktivitas otak, yang menghasilkan efek teler jangka pendek.
Tren ini dapat menyebabkan bicara cadel, pusing, halusinasi, mual dan disorientasi, tetapi juga dapat menyebabkan serangan jantung atau mati lemas.
Dilansir detikINET dari Mirror, Kamis (7/6/2024) Tommie-Lee meninggal pada tanggal 2 Maret setelah ia ditemukan tidak responsif di rumah seorang temannya di Greenset Close, Lancaster, Inggris.
Ia diduga mengalami serangan jantung sekitar pukul 12.30 siang dan dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya tim medis tidak dapat menyelamatkan nyawanya.
"Dia meninggal seketika setelah menginap di rumah temannya. Anak-anak itu telah mencoba 'chroming' yang menggila di TikTok. Tommie-Lee langsung mengalami serangan jantung dan meninggal saat itu juga. Rumah sakit melakukan segalanya untuk mencoba menyelamatkannya, tetapi tidak ada yang berhasil. Dia telah tiada," ujar sang nenek Tina Burns.
Sang nenek pun mengkritik keras dan mendesak perusahaan-perusahaan media sosial terutama TikTok untuk lebih berbuat lebih banyak dan memperketat aturan untuk melindungi anak-anak.
Juru bicara TikTok mengatakan kepada Mirror bahwa tidak ada bukti bahwa chroming adalah tantangan khusus TikTok atau telah menjadi tren di platform mereka.
Kepolisian Lancashire mengatakan bahwa kematiannya saat ini masuk ke dalam kategori 'tidak dapat dijelaskan'. Tina memberikan penghormatan kepada cucunya, menggambarkannya sebagai anak laki-laki yang cerdas dan energik yang merupakan kehidupan dan jiwa di ruangan mana pun.
"Dia memiliki hati emas seperti ayahnya. Keluarga kami benar-benar terpukul," ujarnya
Tommie-Lee tinggal bersama ibunya, Sherri, di Lancaster, sementara keluarga Graham dari pihak ayah tinggal di Clayton-le-Woods dan daerah South Ribble, Lancashire.
Tina mengatakan bahwa kedua keluarga tersebut ingin meningkatkan kesadaran akan bahaya TikTok bagi anak-anak, dan mereka menyerukan kepada raksasa media sosial tersebut untuk melakukan lebih banyak hal untuk melindungi anak-anak.
"Kedua keluarga kami sangat terpukul, tetapi kami semua menginginkan hal yang sama. Kami tidak ingin ada anak-anak lain yang mengikuti TikTok atau menggunakan media sosial. Faktanya, kami ingin agar TikTok ditutup dan tidak ada anak di bawah usia 16 tahun yang boleh menggunakan media sosial apa pun," terang Tina.
"Hal ini membuat kita semua sedih, tetapi kami ingin membantu menyelamatkan nyawa anak-anak lain dan memberikan kesadaran kepada keluarga untuk menjaga anak-anak mereka tetap aman. Saya menerima begitu banyak pesan dari para orang tua yang berterima kasih kepada saya karena telah menyadarkan mereka," lanjutnya.
Sumber: detik.com
Ikuti Challenge Sniffing di Tiktok, Bocak Laki-laki di Inggris Meninggal DuniaRiau12.com-Jakarta - Bocah laki-laki berusia 11 tahun bernama Tommie-Lee Gracie Billington dilaporkan meninggal dunia setelah mengikut challenge atau tantangan di TikTok pada Sabtu (2/3) di Lancaster, Inggris.Tommie-Lee diketahui mengikuti tantangan chroming yang juga dikenal sebagai huffing atau sniffing, di mana seseorang menghirup bahan kimia beracun seperti cat, pelarut, kaleng aerosol, produk pembersih, atau bensin.
Ketika sebuah kandungan zat kimia inhalansia disalahgunakan, maka akan memengaruhi sistem saraf pusat dan memperlambat aktivitas otak, yang menghasilkan efek teler jangka pendek.
Tren ini dapat menyebabkan bicara cadel, pusing, halusinasi, mual dan disorientasi, tetapi juga dapat menyebabkan serangan jantung atau mati lemas.
Dilansir detikINET dari Mirror, Kamis (7/6/2024) Tommie-Lee meninggal pada tanggal 2 Maret setelah ia ditemukan tidak responsif di rumah seorang temannya di Greenset Close, Lancaster, Inggris.
Ia diduga mengalami serangan jantung sekitar pukul 12.30 siang dan dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya tim medis tidak dapat menyelamatkan nyawanya.
"Dia meninggal seketika setelah menginap di rumah temannya. Anak-anak itu telah mencoba 'chroming' yang menggila di TikTok. Tommie-Lee langsung mengalami serangan jantung dan meninggal saat itu juga. Rumah sakit melakukan segalanya untuk mencoba menyelamatkannya, tetapi tidak ada yang berhasil. Dia telah tiada," ujar sang nenek Tina Burns.
Sang nenek pun mengkritik keras dan mendesak perusahaan-perusahaan media sosial terutama TikTok untuk lebih berbuat lebih banyak dan memperketat aturan untuk melindungi anak-anak.
Juru bicara TikTok mengatakan kepada Mirror bahwa tidak ada bukti bahwa chroming adalah tantangan khusus TikTok atau telah menjadi tren di platform mereka.
Kepolisian Lancashire mengatakan bahwa kematiannya saat ini masuk ke dalam kategori 'tidak dapat dijelaskan'. Tina memberikan penghormatan kepada cucunya, menggambarkannya sebagai anak laki-laki yang cerdas dan energik yang merupakan kehidupan dan jiwa di ruangan mana pun.
"Dia memiliki hati emas seperti ayahnya. Keluarga kami benar-benar terpukul," ujarnya
Tommie-Lee tinggal bersama ibunya, Sherri, di Lancaster, sementara keluarga Graham dari pihak ayah tinggal di Clayton-le-Woods dan daerah South Ribble, Lancashire.
Tina mengatakan bahwa kedua keluarga tersebut ingin meningkatkan kesadaran akan bahaya TikTok bagi anak-anak, dan mereka menyerukan kepada raksasa media sosial tersebut untuk melakukan lebih banyak hal untuk melindungi anak-anak.
"Kedua keluarga kami sangat terpukul, tetapi kami semua menginginkan hal yang sama. Kami tidak ingin ada anak-anak lain yang mengikuti TikTok atau menggunakan media sosial. Faktanya, kami ingin agar TikTok ditutup dan tidak ada anak di bawah usia 16 tahun yang boleh menggunakan media sosial apa pun," terang Tina.
"Hal ini membuat kita semua sedih, tetapi kami ingin membantu menyelamatkan nyawa anak-anak lain dan memberikan kesadaran kepada keluarga untuk menjaga anak-anak mereka tetap aman. Saya menerima begitu banyak pesan dari para orang tua yang berterima kasih kepada saya karena telah menyadarkan mereka," lanjutnya.
Sumber: detik.com
Komentar Anda :