www.riau12.com
Minggu, 28-April-2024 | Jam Digital
11:19 WIB - Dipersiapkan Jadi Duta Promosi Kampar, 24 Bujang dan Dara Ikuti Masa Karantina | 10:57 WIB - Timnas Indonesia Cetak Sejarah, Taklukan Korsel di Adu Penalti | 09:47 WIB - Berhadia 55 Juta, KPU Riau Buka Sayembara Pembuatan Maskot dan Jinggke Untuk Pilgubri: Catat Tanggal | 09:32 WIB - Berakhir Tragis, Pria Israel Terluka Usai Tendang Bendera Palestina | 08:44 WIB - Harga TBS Sawit Riau Mitra Swadaya Naik, Mitra Plasma Turun | 08:22 WIB - Harga Barang Keperluan Pokok Masih Cukup Tinggi, Bawang Merah Capai Rp.50.000 per Kilogram
 
Ikuti Challenge Sniffing di Tiktok, Bocak Laki-laki di Inggris Meninggal Dunia
Kamis, 07-03-2024 - 14:38:29 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-Jakarta - Bocah laki-laki berusia 11 tahun bernama Tommie-Lee Gracie Billington dilaporkan meninggal dunia setelah mengikut challenge atau tantangan di TikTok pada Sabtu (2/3) di Lancaster, Inggris.
Tommie-Lee diketahui mengikuti tantangan chroming yang juga dikenal sebagai huffing atau sniffing, di mana seseorang menghirup bahan kimia beracun seperti cat, pelarut, kaleng aerosol, produk pembersih, atau bensin.

Ketika sebuah kandungan zat kimia inhalansia disalahgunakan, maka akan memengaruhi sistem saraf pusat dan memperlambat aktivitas otak, yang menghasilkan efek teler jangka pendek.

Tren ini dapat menyebabkan bicara cadel, pusing, halusinasi, mual dan disorientasi, tetapi juga dapat menyebabkan serangan jantung atau mati lemas.

Dilansir detikINET dari Mirror, Kamis (7/6/2024) Tommie-Lee meninggal pada tanggal 2 Maret setelah ia ditemukan tidak responsif di rumah seorang temannya di Greenset Close, Lancaster, Inggris.

Ia diduga mengalami serangan jantung sekitar pukul 12.30 siang dan dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya tim medis tidak dapat menyelamatkan nyawanya.

"Dia meninggal seketika setelah menginap di rumah temannya. Anak-anak itu telah mencoba 'chroming' yang menggila di TikTok. Tommie-Lee langsung mengalami serangan jantung dan meninggal saat itu juga. Rumah sakit melakukan segalanya untuk mencoba menyelamatkannya, tetapi tidak ada yang berhasil. Dia telah tiada," ujar sang nenek Tina Burns.

Sang nenek pun mengkritik keras dan mendesak perusahaan-perusahaan media sosial terutama TikTok untuk lebih berbuat lebih banyak dan memperketat aturan untuk melindungi anak-anak.

Juru bicara TikTok mengatakan kepada Mirror bahwa tidak ada bukti bahwa chroming adalah tantangan khusus TikTok atau telah menjadi tren di platform mereka.

Kepolisian Lancashire mengatakan bahwa kematiannya saat ini masuk ke dalam kategori 'tidak dapat dijelaskan'. Tina memberikan penghormatan kepada cucunya, menggambarkannya sebagai anak laki-laki yang cerdas dan energik yang merupakan kehidupan dan jiwa di ruangan mana pun.

"Dia memiliki hati emas seperti ayahnya. Keluarga kami benar-benar terpukul," ujarnya

Tommie-Lee tinggal bersama ibunya, Sherri, di Lancaster, sementara keluarga Graham dari pihak ayah tinggal di Clayton-le-Woods dan daerah South Ribble, Lancashire.

Tina mengatakan bahwa kedua keluarga tersebut ingin meningkatkan kesadaran akan bahaya TikTok bagi anak-anak, dan mereka menyerukan kepada raksasa media sosial tersebut untuk melakukan lebih banyak hal untuk melindungi anak-anak.

"Kedua keluarga kami sangat terpukul, tetapi kami semua menginginkan hal yang sama. Kami tidak ingin ada anak-anak lain yang mengikuti TikTok atau menggunakan media sosial. Faktanya, kami ingin agar TikTok ditutup dan tidak ada anak di bawah usia 16 tahun yang boleh menggunakan media sosial apa pun," terang Tina.

"Hal ini membuat kita semua sedih, tetapi kami ingin membantu menyelamatkan nyawa anak-anak lain dan memberikan kesadaran kepada keluarga untuk menjaga anak-anak mereka tetap aman. Saya menerima begitu banyak pesan dari para orang tua yang berterima kasih kepada saya karena telah menyadarkan mereka," lanjutnya.

Sumber: detik.com


Ikuti Challenge Sniffing di Tiktok, Bocak Laki-laki di Inggris Meninggal DuniaRiau12.com-Jakarta - Bocah laki-laki berusia 11 tahun bernama Tommie-Lee Gracie Billington dilaporkan meninggal dunia setelah mengikut challenge atau tantangan di TikTok pada Sabtu (2/3) di Lancaster, Inggris.Tommie-Lee diketahui mengikuti tantangan chroming yang juga dikenal sebagai huffing atau sniffing, di mana seseorang menghirup bahan kimia beracun seperti cat, pelarut, kaleng aerosol, produk pembersih, atau bensin.
Ketika sebuah kandungan zat kimia inhalansia disalahgunakan, maka akan memengaruhi sistem saraf pusat dan memperlambat aktivitas otak, yang menghasilkan efek teler jangka pendek.
Tren ini dapat menyebabkan bicara cadel, pusing, halusinasi, mual dan disorientasi, tetapi juga dapat menyebabkan serangan jantung atau mati lemas.
Dilansir detikINET dari Mirror, Kamis (7/6/2024) Tommie-Lee meninggal pada tanggal 2 Maret setelah ia ditemukan tidak responsif di rumah seorang temannya di Greenset Close, Lancaster, Inggris.
Ia diduga mengalami serangan jantung sekitar pukul 12.30 siang dan dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya tim medis tidak dapat menyelamatkan nyawanya.
"Dia meninggal seketika setelah menginap di rumah temannya. Anak-anak itu telah mencoba 'chroming' yang menggila di TikTok. Tommie-Lee langsung mengalami serangan jantung dan meninggal saat itu juga. Rumah sakit melakukan segalanya untuk mencoba menyelamatkannya, tetapi tidak ada yang berhasil. Dia telah tiada," ujar sang nenek Tina Burns.
Sang nenek pun mengkritik keras dan mendesak perusahaan-perusahaan media sosial terutama TikTok untuk lebih berbuat lebih banyak dan memperketat aturan untuk melindungi anak-anak.
Juru bicara TikTok mengatakan kepada Mirror bahwa tidak ada bukti bahwa chroming adalah tantangan khusus TikTok atau telah menjadi tren di platform mereka.
Kepolisian Lancashire mengatakan bahwa kematiannya saat ini masuk ke dalam kategori 'tidak dapat dijelaskan'. Tina memberikan penghormatan kepada cucunya, menggambarkannya sebagai anak laki-laki yang cerdas dan energik yang merupakan kehidupan dan jiwa di ruangan mana pun.
"Dia memiliki hati emas seperti ayahnya. Keluarga kami benar-benar terpukul," ujarnya
Tommie-Lee tinggal bersama ibunya, Sherri, di Lancaster, sementara keluarga Graham dari pihak ayah tinggal di Clayton-le-Woods dan daerah South Ribble, Lancashire.
Tina mengatakan bahwa kedua keluarga tersebut ingin meningkatkan kesadaran akan bahaya TikTok bagi anak-anak, dan mereka menyerukan kepada raksasa media sosial tersebut untuk melakukan lebih banyak hal untuk melindungi anak-anak.
"Kedua keluarga kami sangat terpukul, tetapi kami semua menginginkan hal yang sama. Kami tidak ingin ada anak-anak lain yang mengikuti TikTok atau menggunakan media sosial. Faktanya, kami ingin agar TikTok ditutup dan tidak ada anak di bawah usia 16 tahun yang boleh menggunakan media sosial apa pun," terang Tina.
"Hal ini membuat kita semua sedih, tetapi kami ingin membantu menyelamatkan nyawa anak-anak lain dan memberikan kesadaran kepada keluarga untuk menjaga anak-anak mereka tetap aman. Saya menerima begitu banyak pesan dari para orang tua yang berterima kasih kepada saya karena telah menyadarkan mereka," lanjutnya.
Sumber: detik.com




 
Berita Lainnya :
  • Ikuti Challenge Sniffing di Tiktok, Bocak Laki-laki di Inggris Meninggal Dunia
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved