Riau12.com-PEKANBARU-Gigih dalam bekerja, mandiri dalam berusaha dan berserah diri kepada yang kuasa dengan berdoa. Tiga kalimat tersebut sangat cocok disematkan kepada Muhammad Jamil, S.Ag M.Ag M.Si yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) kota Pekanbaru.

Tidak banyak orang yang mengetahui latar belakang dan perjuangan hidup yang dilalui pria kelahiran 3 Juni 1975 bernama Muhammad Jamil dalam menggapai cita-cita serta kesuksesan yang diraih saat ini.

Berasal dari keluarga yang kurang mampu, anak ketiga dari enam bersaudara ini harus melalui lika liku kehidupan yang terbilang keras untuk merubah perekonomian keluarga dari serba kekurangan menjadi keluarga yang berkecukupan serta dapat membantu sesama.

Sejak di bangku sekolah dasar dirinya sudah sadar akan sulitnya kehidupan yang ditempuh kedua orang tuanya untuk membesarkan dirinya dan kelima saudara lainnya. Maka dari itu Jamil sudah mulai belajar-belajar bekerja untuk mencari tambahan uang guna membantu orang tua dan membiayai pendidikannya sendiri.

"Saya dulu waktu masih SD sudah mulai bekerja, saya mengerjakan apa saja yang penting bisa dapat uang dan itu halal. Mulai jadi kernet angkutan umum atau oplet hingga menjadi kuli bangunan juga saya lakukan untuk membantu keuangan keluarga dan biaya pendidikan saya," kenang Jamil yang sejak kecil sudah membiasakan diri untuk bekerja keras.

Dengan tekat ingin merubah perekonomian keluarga, usai menimba ilmu di pesantren Darun Nadha Bangkinang tepatnya tahun 1995, Jamil membulatkan tekad untuk merantau ke kota Pekanbaru.

"Tekad saya cuma satu, jangan sampai nasib yang dialami orang tua saya terulang lagi dihidup saya dan saudara-saudara saya," ujar Jamil sembari berdoa kepada yang kuasa untuk memudahkan ikhtiarnya yang dilakukannya.

Selama merantau di kota Pekanbaru, untuk menekan pengeluaran, Jamil tinggal di rumah orang. Disitu Jamil bukan tinggal begitu saja, tapi apapun pekerjaan rumah wajib dilakoninya. jika tidak, pastilah pemilik rumah tidak mau menerimanya berlama-lama.

"Namanya juga numpang, tentu kita harus ringan tangan untuk membantu pemilik rumah. Saya tidak ada malu ataupun malas mengerjakan pekerjaan yang dilakoni layaknya seorang pembantu rumah tangga. Karena difikiran saya bagaimana untuk bisa tinggal gratis dan menimba ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) kota Pekanbaru," ungkapnya.

Usai meraih gelar sarjana di Universitas UIN Suska Riau pada tahun 2000, Jamil mencoba peruntungan dengan menjadi pengusaha, usaha yang dilakoninya bukan cuma satu tapi banyak diantaranya sebagai pemasok daging sapi, daging ayam, membuka usaha rental mobil dan juga jual beli mobil bekas.

Ketika itu perekonomian Jamil dan keluarga di kampung sudah mulai berubah, meskipun begitu dirinya tidak berpuas diri karena ada ungkapan "belum sukses kalau belum jadi PNS".

Itulah yang memacu semangat Jamil untuk ikut test masuk pegawai negeri, berkat doa, kerja keras dan kemandiriannya pada tahun 2001 dirinya berhasil masuk jadi PNS di Ujung Tanjung Rokan Hilir sebagai staf bagian umum pengadilan agama.

Dua tahun mengabdikan ilmunya disana, Jamil ditarik ke kota Pekanbaru menjadi staf bagian umum pengadilan agama kota Pekanbaru.

Buah dari kegigihan Jamil mulai menunjukan hasil yang memuaskan, terbukti dalam kurun waktu tiga tahun dirinya bisa menjabat sebagai Kasubag Kepegawaian Pengadilan Agama kota Pekanbaru dan Kasubag Bagian Umum Pengadilan Agama kota Pekanbaru setelah itu pindah ke Kantor Pemerintah kota Pekanbaru pada jabatan sebagai Kasubag Rumah Tangga bagian Umum Pemko Pekanbaru pada tahun 2012.

"Alhamdulilah setelah dua tahun bekerja di Pemerintah kota Pekanbaru saya dipromosikan menjadi Kepala Bagian Umum kota Pekanbaru dan pada tahun 2015 hingga saat ini saya diberi amanah menjadi Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemko Pekanbaru," papar Jamil sembari membayangkan betapa besarnya anugrah yang diberikan Allah kepadanya.

Bagi Jamil dalam bekerja apapun itu profesinya, menjalin hubungan baik dengan semua orang adalah hal yang mutlak. Sebab kita akan membutuhkan orang lain untuk membantu kita begitu juga dengan sebaliknya.

Disisi lain, meskipun Jamil terbilang sangat sibuk dengan pekerjaannya, dirinya tetap meluangkan waktu bersama dengan keluarganya. Baginya keluarga adalah yang nomor satu karena merekalah yang mendukung dan memberikan semangat untuk bekerja.

"Alhamdulillah, kesuksesan yang diraih saat ini bukan hasil perjuangan saya sendiri saja, tapi ada Istri, Anak-anak serta orang tua yang selalu memberikan masukan dan semangat untuk kemajuan saya," tutup suami dari Fitri Yani ini. (r12/Profil)