PEKANBARU,Riau12.com-Petang itu matahari merah saga. Bentuknya bulat dan berkilau tembaga. Teriknya masih terasa membakar kulit meski hampir menjelang senja. Di komplek perkantoran Pemko Pekanbaru, kota baru Tenayan Raya, sejauh mata memandang terlihat hamparan tanah merah dengan siluet bayang bangunan yang tumbuh di atasnya.

Ke komplek ini memang enaknya di saat petang. Bila siang, kawasan ini panasnya membahang. Terakhir saya ke sini adalah ketika ground breaking kantor utama Pemko Pekanbaru. Hampir setahun tak ke sini, ternyata sudah banyak yang berubah. Gedung perkantoran di sini tumbuh seperti cendawan di musim hujan. Tak disangka sudah tinggi mencekau awan.

Lihat saja kantor utama Wali Kota Pekanbaru, sudah memasuki pembangunan lantai terakhir. Begitu juga dengan perkantoran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain yang berdiri mengelilingnya, kini tinggal membangun atapnya. Setidaknya sudah ada lima bangunan yang tinggal menaikkan rangka baja atap. Dua di antara bangunan ini malah sudah terpasang rangka baja di atasnya.

Kedatangan saya ke komplek ini sebenarnya tidak hanya ingin melihat bangunan kantor wali kota dan SKPD-nya. Saya diajak Doddy Anwar, kandidat doktor arsitektur yang sedang naik daun. Kami ingin melihat rencana kawasan pembangunan masjid komplek perkantoran ini.

"Awalnya masjid ini akan dibangun di samping bundaran masuk, di kawasan tanah rata ini. Namun akhirnya kita memilih untuk membangun di kawasan perbukitan itu. Nanti bukitnya kita cut sedikit," kata Doddy sambil menunjuk bukit di sudut bundaran masuk komplek.

Bangunan masjid yang diceritakan Doddy memang menjadi ikon penentu komplek ini. Ini karena dia berada persis di gerbang masuk komplek. Begitu memasuki kawasan ini, selepas melewati jembatan yang saat ini sedang dibangun, pengunjung langsung akan disambut dengan bangunan masjid yang megah dan gagah.

"Kita ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa sebelum bekerja, harus ingat Tuhan dulu. Kita juga ingin menyampaikan bahwa beginilah cara kita dalam beragama. Kita tidak mau meletakkan masjid di tanah tersisa, di bagian paling belakang dan tersudut," kata Doddy.

Pernyataan Doddy ini sesuai dengan yang disampaikan Wali Kota H Firdaus ST MT. Menurutnya, meletakkan masjid di bagian terdepan adalah implementasi konsep madani dalam kehidupan. Bangunan masjid ini pun dibangun di atas kontur tanah yang lebih tinggi. Sehingga akan membuat bangunan ini bertambah gagah.

Ketika berdiskusi dengan Wali Kota, beberapa hari sebelumnya, dia menyebutkan bahwa masjid ini adalah bagian paling penting dari komplek ini. Konsep pembangunan masjid ini sangat multifungsi. Letaknya pun paling strategis dan sangat bernilai puitik. Selain berada di komplek wisata air, hanggar, dan jembatan, masjid ini juga dilengkapi dengan beragam fasilitas yang ikut menunjang konsep wisata bernilai islami.

"Kita membangun masjid ini menghadap danau sehingga akan lebih sejuk dan melankolis. Plaza, tangga lebar, dan taman yang dibangun akan membuat orang-orang nyaman berada di komplek masjid ini. Selain beribadah, selfie pun pasti menarik di sini," kata Firdaus sambil tersenyum.

"Nantinya masjid ini akan mampu menampung hingga 7.500 jamaah. Di lantai dasar akan mampu menampung 3.500 jamaah, sedangkan di lantai dua dan lantai tigga masing-masing 2.000 jamaah. Sedangkan di basement khusus untuk mengambil wudhu," kata Doddy Anwar.

Dengan luas bangunan 60x70 meter persegi, baik Firdaus maupun Doddy Anwar yakin bahwa masjid ini akan mampu menampun seluruh jamaah pegawai Pemko tiap harinya. Bahkan, bila mengadakan kegiatan besar, tak perlu lagi menyewa tempat dan atau membuat tenda di tanah lapang.

Bagian paling penting dari masjid ini adalah menara setinggi 99 meter. Konsep 99 meter ini sesuai dengan jumlah nama Allah SWT di dalam Alquran. Dan, menurut Doddy, menara yang dibangun tidak sembarangan. Karena menara akan memiliki aneka fungsi. Selain untuk meletakkan pengeras suara, menara ini juga berfungsi untuk rekreasi, menara pantau untuk melihat hilal, dan juga dapat dikomersilkan kepada provider.

"Menara ini menarik karena menyerupai ayat Alquran, yaitu Alif lam mim. Untuk menaiki menara ini tersedia tangga dan lift," kata Doddy.

Masjid yang dirancang Doddy Anwar ini memang menarik dari sisi konsep. Di pucuk kubah yang biasa disebut makara, biasanya diletakkan bulan sabit dan bintang. Namun dengan sentuhannya, Doddy 'menukarnya' dengan ayat Alquran yang berbunyi alif lam ra. Bentuknya tetap seperti bulan sabit, tapi yang ini bisa dibaca.

Masjid ini didesain hemat energi dan sangat ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan sun shader, ruang bangunan masjid akan terhalang dari sengatan matahari langsung namun tetap mendapat asupan angin yang cukup. Sehingga ini dimungkinkan masjid ini tidak menggunakan air conditioner.

"Masjid ini sangat puitik dan feminin. Karena itu pula kita banyak menggunakan lengkungan dan warna-warna lembut," kata Doddy.

"Rencananya, masjid ini diberi nama Arrahim. Bila di tengah kota Pekanbaru sudah punya masjid Arrahman, maka di sini nanti kita punya masjid Arrahim. Arrahim tersebut bermakna lebih feminin dan intim," kata Doddy lagi.(Adv/hms/info)