Sukses Atasi Timbunan Sampah di Rumbai, Guru Ponpes Ibnu Al Mubarok Pelatihan Pembuatan Sabun Batang
Riau12.com-PEKANBARU-Setelah sukses atasi timbunan sampah organik di Rumbai khususnya serta memiliki unit usaha Bank Sampah, 20 orang pengurus dan guru di pondok pesantren Ibnu Al Mubarok di Palas Rumbai mendapatkan pelatihan pembuatan sabun batang alami.
Pelaksanaan pelatihan yang digelar Rabu (17/1/24) ini dilaksanakan praktisi UMKM dan Pengembangan Masyarakat, Rini Ramadhanti dan didukung caleg DPD RI Riau, Arif Eka Saputra, S.Pi.
Menurut praktisi UMKM dan Pengembangan Masyarakat, Rini Ramadhanti, pelatihan pembuatan sabun batang alami tersebut berbahan dasar minyak nabati dan minyak jelantah.
"Minyak jelantah atau minyak bekas menggoreng biasanya dibuang begitu saja ke selokan atau sungai di sekitar rumah. Masalahnya, limbah minyak goreng ini kalau dibuang sembarangan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Bila lemak minyak terbawa hingga ke laut atau danau, lemak tersebut akan berkumpul dan membentuk suatu lapisan yang dapat menutupi permukaan air hingga menghalangi masuknya sinar matahari dan oksigen. Akibatnya, mikro-organisme dalam perairan akan kekurangan oksigen sehingga bisa membuat siklus kehidupan di lingkungan tersebut akan mati. Yang tadinya ada proses piramida makanan, akan berubah menjadi tidak ada karena ketiadaan oksigen. Lapisan lemak juga sangat disukai bakteri, bahkan bisa menjadi tempat berkembang biak bila bakterinya adalah bakteri pathogen. Selain bakteri, lapisan lemak dapat menjadi tempat berkumpul beberapa bahan kimia organik. Lama kelamaan akan menjadi zat beracun atau toksik. Yang lebih berbahaya lagi, bila ada ikan yang memakan zat beracun itu dan kemudian masuk ke dalam tubuh ikan. Kalau ikan tersebut dimakan oleh manusia, zat itu akan termakan juga oleh manusia" terang Rini Ramadhanti.
Untuk itu, tambahnya, untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah minyak jelantah ini, lebih baik limbah minyak jelantah ini diolah menjadi suatu produk yang berfaedah.
"Bahan pembuatan sabun batangan ramah lingkungan ini adalah 1 kg minyak jelantah yang sudah direndam arang sebanyak 600 gr selama 24 jam, *380* gr air, 128 gr soda api atau NaOH dan pewangi atau fragrance oil," terang Rini.
Cara membuat, rendam minyak jelantah bersama arang selama 24 jam. Gunanya untuk menyaring material yang kurang baik pada minyak jelantah. Setelahnya, saring minyak menggunakan kaus bekas dan minyak sudah siap diolah menjadi sabun.
"Siapkan 380 gr air dan 128 gr soda api di dua wadah terpisah. Campur soda api ke dalam air, lalu aduk perlahan dan dengan berhati-hati. Pastikan melakukan langkah ini di luar ruangan dan tahapannya tidak terbalik. Soda api dicampur ke dalam air, bukan sebaliknya. Diamkan 30-60 menit sampai suhu campuran tersebut turun ke 30-40 derajat Celcius. Campurkan larutan soda api ke dalam wadah berisi minyak jelantah yang sudah disaring. Kocok campuran minyak dan larutan soda api menggunakan kocokan telur hingga mengental selama 5-10 menit. Pastikan sudah tercampur rata. Tambahkan pewangi sebanyak 2 sendok makan atau sesuai keinginan. Aduk kembali hingga tercampur rata. Tuang adonan ke dalam cetakan tahan panas. Diamkan adonan selama 24 jam. Setelah 24 jam, adonan akan berubah menjadi keras," urainya.
. Lalu, tambahnya, keluarkan dari cetakan, lalu potong-potong menggunakan alat pemotong khusus atau pisau. Setelah sabun dipotong, diamkan di ruang terbuka atau diangin-anginkan selama 4 pekan.
" Setelah didiamkan selama 4 pekan, sabun siap digunakan sebagai sabun pembersih, semisal untuk mencuci piring," pungkasnya.
Selain pembuatan sabun berbahan minyak jelantah, peserta juga diajarkan membuat sabun wajah dan badan berbahan minyak kelapa dan minyak zaitun dengan penambahan lemon yang tersedia banyak di kebun Pondok Pesantren Ibnu Al Mubarok. Pelatihan pembuatan sabun ini menurut Rini diharapkan menjadi salah satu produk UMKM yang akan mereka kembangkan.***(H-we)
Sumber: Riauterkini.com
Komentar Anda :