Serapan Anggaran Pemprov Riau Masih Rendah, Sekda Syahrial Abdi Desak ASN Bekerja Cepat dan Produktif
Riau12.com-Pekanbaru – Hingga September 2025, serapan keuangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau baru mencapai 49 persen, sementara realisasi fisik berada di angka 52 persen. Capaian yang masih rendah ini mendorong Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Syahrial Abdi, untuk mendesak seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bekerja lebih cepat, profesional, dan produktif.
Sesuai arahan Gubernur Riau, Abdul Wahid, Syahrial menekankan pentingnya ASN yang tanggap, cekatan, dan berorientasi pada hasil. “Birokrasi harus berjalan profesional dan produktif. Kami membutuhkan ASN yang tanggap, cekatan, dan berorientasi pada hasil, bukan yang sibuk dengan politik kantor atau hanya menunggu instruksi,” tegasnya, Minggu (21/9/2025).
Ia mengingatkan para pejabat eselon II hingga administrator untuk bekerja proaktif, bukan manipulatif. Menurutnya, birokrasi tidak memerlukan pemimpin yang pandai berjanji namun miskin prestasi.
“Maka itu saya berpesan: bekerjalah proaktif, jangan manipulatif. Tidak ada tempat bagi pejabat yang hanya pandai berjanji tetapi miskin prestasi,” ujar Syahrial.
Sekda juga menyinggung visi pembangunan Riau 2025–2030, yaitu Riau Bedelau(berbudaya Melayu, dinamis, ekologis, agamis, dan maju). Ia menekankan visi besar ini hanya akan terwujud jika pejabat tinggi pratama menjadi garda terdepan dalam reformasi birokrasi.
“Visi besar ini tidak mungkin tercapai jika OPD hanya bekerja sektoral. Jaga harmoni, perkuat integritas, dan pastikan koordinasi lintas sektor berjalan efektif. Kita satu tubuh, kita satu mesin besar,” jelasnya.
Syahrial mengibaratkan Pemprov Riau sebagai kapal besar yang berlayar. Setiap kepala OPD diminta menguasai peta, mengantisipasi badai, dan membawa kapal masing-masing tepat sampai tujuan. Ia menekankan tiga prinsip wajib dijalankan pejabat: kecepatan, ketuntasan, dan integritas. Tanpa prinsip ini, serapan anggaran akan tetap rendah dan birokrasi berjalan lambat.
“Mulai hari ini, saya minta seluruh pejabat kerja cepat, jangan menunggu dan ambil inisiatif. Kerja tuntas, ukur keberhasilan dari output dan dampak, bukan laporan indah. Kerja kolaboratif, bangun sinergi, dan berintegritas dengan menghindari praktik yang mencederai publik,” tambahnya.
Syahrial menegaskan, reformasi birokrasi tidak hanya menata organisasi, tetapi juga mengubah pola pikir dan budaya kerja. Pejabat diminta menanggalkan kebiasaan lama yang berorientasi pada rutinitas tanpa hasil nyata.
“Pelayanan publik adalah inti dari birokrasi. Tempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi maupun kelompok. Riau Bedelau bukan sekadar slogan, tapi janji kerja yang harus dibuktikan dengan tindakan nyata,” pungkasnya.
Komentar Anda :