Transplantasi Hati Ibu ke Putrinya di Yogya Libatkan Dokter dari Jepang
Jumat, 20-11-2015 - 11:48:40 WIB
YOGYAKARTA, Riau12.com-Masa kritis operasi transplantasi hati dari ibu ke anaknya, berlangsung cukup lama, yakni sekira tujuh hari pasca-operasi.
"Saat ini sudah melewati masa kritis, karena masa kritis selama seminggu pasca operasi," kata dr Moh. Jufri, ketua tim operasi transplantasi hati dalam keterangan persnya.
Masa kritis itu, kata dia, ada dua fase, pertama, tubuh resipien (anak yang menerima donor) apakah bisa menerima donor dari organ tubuh orang lain (sebagian hati dari ibunya).
"Kita monitor pasca-operasi, hasilnya cukup baik. Kondisi resipien berangsur membaik, begitu juga organ di dalam berfungsi normal," jelasnya.
Fase kedua, kata dia, serangan virus bagi penerima donor. Begitu juga bagi pendonor jika tidak baik dalam penanganan pasca operasi. Tak heran, jika tim dokter terus memantau perkembangan kedua pasien pasca operasi.
"Sampai hari ini kita lihat terus, bisa dikatakan 80-90 persen berhasil. Saat ini masa pemulihan," jelasnya.
Operasi tersebut dilakukan pada hari Rabu, 11 November 2015 mulai pukul 06.00 pagi, hingga berakhir pada Kamis, 12 November 2015 sekira pukul 02.00 dini hari. Operasi itu tanpa henti, artinya tim dokter melakukan operasi dengan ekstra hati-hati.
"Kita salut pada tim dokter dari Jepang yang staminanya sangat bagus selama operasi. Selesai operasi pukul 02.00, mereka tetap memonitor perkembangan pasien, baru pukul 05.00 pagi istirahat," jelasnya.
Tim dari Kyoto University Jepang beranggotakam enam orang, mereka ahli bedah. Ada Hideaki Okajima, Shintaro Yagi, Atsushi Yoshizawa, Yuki Masano, Kentaroh Yasuchika, dan ahli anestesi Chisaki Takeda.
"Seminggu pasca operasi mereka sudah kembali pulang ke Jepang, masih ada satu Yoshizawa yang ada disini memonitor pasien," jelasnya.
Sementara tim dari RSUP dr Sardjito sendiri juga enam orang, yakni Muh. Jufrie, Neni Srimulyani, Ahmad Pamali, Nor Cahyo, Birowo Gunadi, dan Jayatantri.
Secara teknis, 2/3 hati milik pendonor (Dwi Purwanti) diberikan pada anaknya, Adelia Dwi Cahyo (14 bulan). Sementara hati resipien yang rusak diambil.
"Butuh waktu yang tepat saat operasi, satu tim mengambil hati resipien, tim lain mengambil 2/3 hati pendonor, selanjutnya ditempel pada resipien," jelasnya.
Sebelumnya, Tim Dokter dari Jepang, Yoshizawa mengatakan, operasi transplantasi ini dinilai cukup sukses. Sempat terjadi penyumbatan pada saluran pernafasan pada kondisi anak. Namun, tim dokter segera melakukan langkah medis
"Tidak ada penolakan pada tubuh pasien (anak) menerima hati dari ibunya. Semua orang senang sekarang," jelasnya.
Direktur RSUP dr Sarjito, Muh. Syafak Hanung menyampaikan biaya proses operasi ini sebagian besar ditanggung pihak rumah sakit. Total biaya mencapai Rp 1.648.603.285,- (1,6 miliar).
"Ditanggung BPJS ada Rp 175 juta, selebihnya pihak rumah sakit," jelasnya.(r12/okz0
Komentar Anda :