www.riau12.com
Jum'at, 17-Mei-2024 | Jam Digital
13:28 WIB - Melalui Kerjasama, PSPS Riau Akan Ambil Alih Pengelolaan Stadion Kaharuddin Nasution | 13:17 WIB - Sampaikan Lima Permohonan Ini, Guna Dukung Pelaksanaan Program Pembangunan di Meranti | 13:03 WIB - Setdako Dumai: Dua Hal Dalam Tingkatkan Partisipasi Politik Masyarakat | 11:49 WIB - Maketkan Sabu Sambil Nyabu, Dua Pegedar Narkotika di Desa Kampung Pinang Diringkus Polisi | 11:36 WIB - Lengkap dengan Pujasera 24 Jam, Pemkab Rohul Jadikan Waterfront City Jadi Pusat Kuliner | 10:48 WIB - Pernah Jalin Hubungan Tahun 2019, Pelaku Penikaman Wanita Lesbi di Pekanbaru Ditangkap
 
Bambang: Indonesia Masih Aman Terkendali, Tidak Ada Indikasi Krisis
Minggu, 02-08-2015 - 15:00:23 WIB
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
TERKAIT:
   
 

JAKARTA, Riau12.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan, belum ada tanda-tanda yang mengindikasikan Indonesia dalam krisis finansial, meskipun nilai rupiah terhadap dollar AS cenderung terus melemah.

"Kita lihat kondisi fundamentalnya, saat ini masih aman terkendali dan tidak ada indikasi krisis," katanya di Jakarta, Jumat (31/7/2015).

Menkeu menjelaskan, setelah beberapa kali pertemuan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) terlihat kondisi fundamental ekonomi saat ini stabil dan belum terlihat adanya tanda-tanda krisis.

Ia menambahkan, situasinya berbeda ketika terjadi krisis moneter pada 1998, karena fenomena perlemahan rupiah terhadap dollar AS saat ini juga dialami negara-negera berkembang lain, dan laju inflasi juga masih relatif terkendali hingga akhir tahun.

"Inflasi saat ini terkendali. Ketika rupiah melemah tajam, inflasi luar biasa pada 1998. Waktu 1998, rupiah melemah, pertumbuhan ekonomi juga negatif minus 14 persen. Kalau sekarang pertumbuhan aman meski melambat," ujarnya.

Menkeu kembali menegaskan perlemahan rupiah terjadi akibat penguatan dollar AS karena rencana normalisasi kebijakan moneter The Fed (Bank Sentral AS) yang terus menimbulkan spekulasi dan ketidakpastian perekonomian global.

Namun, ia memastikan bahwa pemerintah dan para investor telah mengantisipasi (price in) apabila suku bunga acuan The Fed benar-benar mengalami kenaikan karena hal tersebut telah menjadi proyeksi berbagai pihak sejak awal.

"Rapat FOMC menunjukkan ekonomi AS makin membaik, itu menimbulkan spekulasi tentang kenaikan tingkat bunga. Ini yang kita sebut dengan price in dari perkiraan kenaikan tingkat bunga. Jadi apabila benar-benar ada kenaikan, memang ada gejolak tapi tidak besar," kata Menkeu.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada Jumat sore anjlok ke level Rp 13.539 per dollar AS. Posisi ini kembali menempatkan rupiah pada level terendah sejak krisis tahun 1998 silam. (kompas)



 
Berita Lainnya :
  • Bambang: Indonesia Masih Aman Terkendali, Tidak Ada Indikasi Krisis
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved