JAKARTA,Riau12.com-Hari ini 1 Januari 2016, tarif listrik turun mengikuti mekanisme tarif adjusment pada 2016, dibanding tarif listrik Desember 2015. Penurunan tarif itu dipengaruhi oleh dua hal.
Pertama, menurunnya nilai kurs dan harga ICP Nopember 2015 dibanding Oktober 2015. Kedua keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasi yang menyebabkan menurunnya Biaya Pokok Penyediaan Listrik (BPP).
"Kontribusi terbesar penurunan tarif listrik Januari 2016 dibanding Desember 2015 adalah keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasi," kata Manajer Senior Public Relations PLN, Agung Murdifi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (1/1/2016)
Berikut golongan tarif listrik yang turun :
- Tarif listrik di tegangan rendah/TR (untuk Rumah Tangga), Bisnis skala menengah, Kantor pemerintah skala menengah), turun dari Rp1.509,38 per kWh menjadi Rp1.409,16 per kWh.
- Tarif listrik di tegangan menengah/TM (untuk Bisnis skala besar, Kantor Pemerintah skala besar, industri skala menengah), turun dari Rp1.104,73 per kWh menjadi Rp1.007,15 per kWh.
- Tarif listrik di tegangan tinggi/TT (untuk Industri skala besar), turun dari Rp1.059,99 per kWh menjadi Rp970,35 per kWh
Penurunan tarif di TR sebesar Rp-100,22 per kWh, yang disebabkan karena makro ekonomi (kurs, ICP, inflasi) di TR sebesar Rp-12,3 per kWh, sedangkan karena PLN melakukan efisiensi di TR sebesar Rp-87,92 per kWh.
Penurunan tarif di TM sebesar Rp-97,58 per kWh, yang disebabkan karena makro ekonomi (kurs, ICP, inflasi) di TM sebesar Rp-9,01per kWh, sedangkan karena PLN melakukan efisiensi di TM sebesar Rp-88,57 per kWh.
Penurunan tarif di TT sebesar Rp-89,64 per kWh, yang disebabkan karena makro ekonomi (kurs, ICP, inflasi) di TT sebesar Rp-8,64 per kWh, sedangkan karena PLN melakukan efisiensi di TT sebesar Rp-81,0 per kWh.
Tambahan informasi, perubahan besaran makro ekonomi adalah sebagai berikut:
Nilai kurs:
Oktober : Rp13.796 per USD
November : Rp13.673 per USD
Harga ICP:
Oktober : USD43,68 per barrel,
November : USD41,44 per barrel
Inflasi:
Oktober : -0,08 persen
November : 0,21 persen(r12/okz)
Komentar Anda :