www.riau12.com
Jum'at, 03-Mei-2024 | Jam Digital
15:39 WIB - Rupiah Terhadap Dolar Menguat Hari Ini, Terpantau 0,33 Persen ke Level Rp 16.205 | 15:25 WIB - Pendaftaran PPDB SMA/SMK Negeri di Provinsi Riau Akan di Buka, Catat Tahapan dan Tanggalnya | 15:08 WIB - Temukan Senjata Api FN Kaliber 9 mm, Polisi Ungkap Penjualan Senjata Ilegal di Pekanbaru | 14:47 WIB - Dikerjakan dalam Waktu 180 Kalender, Perbaikan Drainase Jalan Bangau Sakti Mulai Dilakukan | 14:18 WIB - Modus Menguasai Barang Berharga Korban, Polres Kampar Tangkap Pelaku Pembunuhan Nenek Lamma | 13:56 WIB - Ade Hartati Ungkap, Abdul Wahid Figur Tepat Untuk Maju di Pilkada Riau
 
Peretas Kripto Telah Mencuri Sekitar 5,66 Triliun Sepanjang Febuari 2024
Kamis, 07-03-2024 - 08:58:24 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com- Hacker atau peretas kripto mendapatkan untung sepanjang Februari 2024. Peretas kripto telah mencuri USD 360,83 juta atau sekitar Rp 5,66 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.698).

Dikutip dari bitcoin.com, ditulis Kamis (7/3/2024), pencurian kripto itu terjadi dari 21 serangan selama Februari 2024, dan hampir melonjak dua kali lipat dari pencurian Januari. Hal itu berdasarkan laporan Peckshield, perusahaan keamanan dan audit kripto dan blockchain.

Peckshield melaporkan penyerangan terbesar pada Januari melibatkan Playdapp, platform gaming kripto yang kehilangan jutaan PLA cryptocurrency. Pertama, peretas cetak kripto lebih dari USD 30 juta atau sekitar Rp 470,62 miliar dengan memakai dompet yang tidak terdaftar. Hal ini membuat peneliti percaya pelanggaran kunci pribadi dapat menjadi asal muasal peristiwa tersebut.

Namun, kemudian eksploitasi tersebut memungkinkan peretas cetak lebih dari 1,59 miliar PLA token senilai USD 253,9 juta dengan total lebih dari USD 290 juta hilang oleh platform game tersebut.

Playdapp mengirimkan pesan kepada pihak penyerang menawarkan untuk memberikan hadiah sebesar USD 1 juta atau sekitar Rp 15,68 miliar untuk mengembalikan dana yang dicuri. Namun, gagal mencapai tujuannya. Dana itu kemudian alami cuci uang memakai platform berbeda.

Fixedfloat, pertukaran kripto tanpa KYC juga mengalami serangan yang melumpuhkan platformnya menyebabkan kerugian hampir USD 26 juta dalam bentuk bitcoin dan eter.

Serangan terbesar ketiga dilakukan terhadap Jeff “Jihoz” Zirlin, salah satu pendiri game kripto Axie Infinity. Ia kehilangan eter senilai hampir USD 10 juta dari akunnya. Dana itu kemudian dikaitkan dengan aktivitas Tornado Cash, sebuah platform pencampuran token yang kaburkan asal dan nasib token yang ditransaksikan.

Sebelumnya diberitakan, mantan Chief Technology Officer (CTO) Coinbase, Balaji Srinivasan menilai Bitcoin menjadi salah satu 'revolusi politik'. Dia mengatakan cryptocurrency paling populer ini bisa terlepas dari kepentingan suatu negara.

Hal itu disebut berbeda dengan mata uang yang saat ini digunakan. Srinivasan merinci dengan mendobrak cara memanipulasi penerbitan uang dan cara pemerintah untuk menyita kekayaan yang ada, Bitcoin akan memungkinkan setiap warga negara untuk membangun jaringan sukarela yang terlepas dari kepentingan negaranya.

"Ini (Bitcoin) memungkinkan orang-orang bebas untuk memutuskan dari awal kolektif apa yang ingin mereka bentuk, barang publik apa yang ingin mereka crowdfund, dan apa yang ingin mereka lakukan bersama secara sukarela sebagai sebuah masyarakat," ujar Srinivasan, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (5/3/2024).

Dia mengatakan Bitcoin akan membagi negara menjadi dua pihak; negara yang mengadopsi Bitcoin lebih awal, seperti El Salvador dan Bhutan, dan negara yang gagal memastikan relevansi dan signifikansi proposalnya.

Hal ini, tegas Srinivasan, akan menyebabkan pihak kedua menyerang mata uang kripto, dengan beralih pada pandangan mereka sebelumnya.

Dia menjelaskan bahwa negara-negara ini akan “bertanya-tanya apakah Bitcoin memiliki kegunaan, hingga menyebutnya terlalu kuat untuk diserahkan kepada masyarakat. Dan kemudian upaya penyitaan akan dimulai,".

Investor India-Amerika tersebut sebelumnya telah berkomentar tentang relevansi Bitcoin. Dia mengatakan sanksi dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) pada bulan Januari setara dengan pembalikan Perintah Eksekutif 6102, yang menyita emas dari warga AS pada 1935.

Sumber: Cakaplah.com



 
Berita Lainnya :
  • Peretas Kripto Telah Mencuri Sekitar 5,66 Triliun Sepanjang Febuari 2024
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved