Repol datang bersama istri dan kuasa hukumnya, Budi Harianto SH dan Rico Febputra SH dan Jumiardi SH. Selain itu Repol juga didampingi oleh tokoh masyarakat Kampar Drs Tarlaili, Ali Nazir, Serta aktivis Mahasiswa dari Hipermaki, Eko Fernanda bersama-sama menuju ruang pemeriksaan.

Repol menuturkan bahwa ia diperiksa sekitar 2 jam diruang Subdit IV Polda Riau, dalam pemeriksaan tersebut Repol membantah pernah mengatakan Jefri Noer seperti Raja Fir'aun, menurutnya bahasa tersebut bukan bahasa yang ia keluarkan saat diwawancarai oleh salah satu oknum wartawan tersebut, tapi bahasa tersebut adalah olahan kata yang dibuat oleh oknum wartawan tersebut agar lebih menjual saat dibaca masyarakat.

"Saya punya bukti-bukti SMS dan bukti lainnya terkait tuduhan tersebut, dan tadi sudah Saya perlihatkan kepada penyidik sebagai bahan pertimbangannya dalam menemukan kebenaran terkait laporan tersebut," jelasnya kepada awak media.

Sementara itu, Kuasa hukum Repol, Budi Harianto SH menuturkan bahwa penyidik mengajukan 29 pertanyaan kepada Repol seputar laporan yang diajukan oleh Jefri Noer pada beberapa bulan yang lalu.

Menurut Budi Harianto selaku warga negara yang baik dirinya mendampingi Repol menghadiri panggilan dari penyidik Polda Riau tersebut, meskipun menurutnya  pasal 224 Undang-undang No 17 Tahun 2014 dan pasal 27 peraturan pemerintah No 16 Tahun 2010 jelas melindungi setiap anggota DPRD dituntut dimuka hukum terkait Tugas Pokok dan Fungsinya selaku anggota Dewan

Berikut ini kata Budi bunyi dari pasal 27 PP Nomor 16 Tahun 2010.

"Anggota  DPRD  tidak  dapat  dituntut  di  depan  pengadilan karena  pernyataan,  pertanyaan,  dan/atau  pendapat  yang dikemukakan  secara  lisan  ataupun  tertulis  dalam  rapat DPRD maupun di luar rapat DPRD yang berkaitan dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPRD,".

"Jadi atas dasar apa Jefri Noer  melaporkan Repol ke Mapolda Riau, bukannya Repol adalah anggota Komisi I yang membidangi pemerintahan, wajar saja dong jika Repol kritik, toh itu adalah tugasnya. Apalagi pernyataan yang menyebutkan bahwa Jefri Noer seperti Raja Fir'aun itu adalah olahan kata oknum wartawan media online tersebut, bukan pernyataan Repol," tegas Budi.

Terkait dengan bukti SMS dari oknum wartawan tersebut kepada Repol yang menyatakan "Biar ajalah firaun bg, biar mantap dan semakin besar nama abg" Budi Harianto hanya mengatakan " itu sebenarnya bukti bahwa oknum wartawan tersebutlah yang merekayasa hasil wawancara. Tapi, bagi kami itu bukanlah persoalan, maklum saja jika dalam penulisan pemberitaan kadang ada kalimat yang keliru, toh oknum wartawan tersebut juga manusia, jadi kita tidak akan memperpanjang masalah tersebut, biarlah proses hukum yang membuktikan, jika nantinya laporan tersebut tidak terbukti, hak kita adalah untuk melakukan laporan balik terhadap Jefri Noer," tutupnya.(r12)