Riau12.com-PEKANBARU-Pemerintah Kota Pekanbaru boyong 5 (lima) penghargaan pada Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-XXX Tingkat Provinsi Riau tahun 2023 yang dilaksanakan di Kota Dumai, Sabtu (5/8/2023).
Kegiatan itu dihadiri Asisten I Setdaprov Riau Masrul Kasmy, Kepala BKKBN perwakilan Riau Dra. Magdalena, Ketua TP PKK Riau Hj. Misnarni Syamsuar, Kepala daerah dari 12 kabupaten/kota, Kepala DP3APKB Propinsi Riau Hj. Fariza SH.MH, Ketua TP PKK Kota Dumai, dari Pemko Pekanbaru di hadiri oleh Asisten I Ingot Ahmad Hutasuhut, Ketua TP PKK Pekanbaru Raja Rilla Muflihun, Kepala Disdalduk KB Muhammad Amin, M.Si, dan penerima penghargaan.
Adapun Penghargaan yang diterima Kota Pekanbaru dalam rangka HARGANAS XXX di Kota Dumai, antara lain ;
1. Terbaik II Lomba Kampung KB (diraih oleh Kampung KB Tunas Harapan Kota Pekanbaru)
2. Terbaik I Kader IMP (diraih oleh Kader Suwarningsih - Kota Pekanbaru
3. Terbaik II Lomba Sekolah Siaga Kependudukan (SMP Negeri 4 Pekanbaru)
4. Terbaik I Lomba Kelompok KB Pria (Smartas Sejahtera, Kota Pekanbaru)
5. Terbaik II Lomba Pelayanan KB di klinik Swasta (Klinik Pratama Dr. Erna Kota Pekanbaru)
Atas penghargaan ini Kepala Disdalduk KB Pekanbaru Muhammad Amin, M.Si berterima kasih kepada seluruh Stakeholder yang sudah bekerja keras sehingga Kota Pekanbaru bisa mendapatkan Beberapa prestasi dan penghargaan.
"Kita apresiasi seluruh stakholder yang sudah memberikan prestasi dan penghargaan yang mendapat apresiasi tahun ini," jelas Kepala Disdalduk KB Kota Pekanbaru Muhammad Amin.
Sejumlah penghargaan tingkat Propinsi ini diperoleh atas kerja keras tim di lapangan. Mereka selalu berkoordinasi dalam setiap tugas. "Semoga dengan penghargaan ini bakal semakin termotivasi," harapnya.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Asiten I Setdaprov Masrul Kasmy memaparkan berdasarkan data hasil survei status gizi Indonesia tahun 2022 menunjukkan penurunan yang sangat signifikan, prevalensi stunting di Riau untuk Tahun 2022 angka stunting provinsi Riau berada di 17% dan terjadi penurunan sebesar 5,3% dari 22,3%.
"Dan ini kita sampaikan apresiasi dan terima kasih hal ini merupakan hasil kerja keras semua yang melakukan upaya percepatan penurunan stunting kami berharap kita bisa mencapai prevalensi 14% pada tahun 2024 sebagaimana yang diamanahkan oleh pemerintah pusat" ujarnya.
Kemudian, salah satu intervensi yang dilakukan dalam percepatan penanganan stunting adalah pencegahan stunting dari hulu yaitu dengan memastikan setiap calon pengantin berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.
"Berbagai hasil kajian dan penelitian menunjukkan kondisi ibu hamil dan melahirkan merupakan salah satu determinan pada kejadian stunting, usia ibu saat hamil, melahirkan, anemia indeks masa tubuh rendah, serta perilaku merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin yang mengakibatkan bayi lahir stunting"jelasnya.
Masrul Kasmy menambahkan Dalam setiap penanganan stunting, keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangannya. Hal ini disebabkan karena masalah gizi sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga yaitu praktek pengasuhan yang kurang baik termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum pada masa kehamilan, serta setelah itu kurangnya akses rumah tangga untuk mengkonsumsi makanan bergizi
"Kita semua mengharapkan melalui keluarga dapat mewujudkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia maju dengan harapan bersama bahwa penanganan sumber daya manusia adalah tugas kita bersama dan kami mengajak seluruh masyarakat baik seluruh jajaran pemerintah mitra kerja seluruh masyarakat untuk saling bahu-membahu hidup saling gotong royong dalam mengatasi permasalahan yang ada ke depan,"ungkapnya.(Adv)
Komentar Anda :