www.riau12.com
Jum'at, 17-Oktober-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Empat Proyek Tol Strategis di Riau Tetap Lanjut di Era Presiden Prabowo, Siap Perkuat Konektivitas Sumatera | 15:52 WIB - Skuad Nasional Senam Indonesia Siap Tampil di Kejuaraan Dunia dengan Tiga Atlet Riau | 15:42 WIB - Konflik Lahan di Kuansing, Masyarakat Pucuk Rantau Dinilai Dirugikan oleh Perusahaan HGU | 15:34 WIB - Pemko Pekanbaru Perkuat Layanan di Akar Rumput, THL Bapenda Disebar ke Kecamatan | 15:09 WIB - Konflik Tapal Batas Bencah Kelubi Memanas, DPRD Kampar Keluarkan Empat Rekomendasi Tegas | 14:38 WIB - Kisah Lucu Nu’aiman bin Amr, Sahabat Nabi yang Bikin Rasulullah Tertawa Lepas
 
Deepfake: Teknologi Canggih yang Bisa Menipu Mata dan Telinga Manusia
Kamis, 09-10-2025 - 09:18:51 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-PEKANBARU – Dalam beberapa tahun terakhir, istilah deepfake semakin sering muncul di media sosial dan pemberitaan teknologi. Teknologi ini memungkinkan seseorang memanipulasi foto, suara, atau video hingga terlihat sangat meyakinkan—bahkan sulit dibedakan dari yang asli.

Awalnya dikembangkan untuk kebutuhan hiburan, film, dan konten kreatif namun kini deepfake juga menimbulkan kekhawatiran karena dapat disalahgunakan untuk penyebaran hoaks, penipuan digital, atau propaganda politik.

Apa Itu Deepfake dan Cara Kerjanya

Dikutip dari laman keamanan siber Fortinet, deepfake merupakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang mampu menciptakan gambar, suara, atau video palsu dengan tingkat kemiripan tinggi terhadap aslinya.
Istilah “deepfake” sendiri berasal dari gabungan kata deep learning (pembelajaran mendalam) dan fake (palsu).

Teknologi ini bekerja dengan algoritma pembelajaran mesin yang menganalisis data visual dan audio, lalu menggabungkannya untuk menciptakan konten baru. Hasilnya, seseorang bisa tampak berbicara atau melakukan hal yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

Meski berpotensi negatif, deepfake juga punya sisi positif, seperti digunakan dalam industri hiburan, film, parodi, hingga rekreasi sejarah.

Asal-usul Teknologi Deepfake

Istilah “deepfake” pertama kali dikenal pada tahun 2017 di platform Reddit. Seorang pengguna bernama “deepfakes” mengunggah video porno hasil rekayasa dengan mengganti wajah artis menggunakan teknologi deep learning milik Google yang bersifat open-source.
Sejak saat itu, teknologi ini berkembang pesat dan menjadi salah satu inovasi paling kontroversial di dunia digital.

Bagaimana Deepfake Dibuat

Beberapa metode populer untuk menciptakan deepfake antara lain:

1. Generative Adversarial Network (GAN)

Dua jaringan AI (generator dan discriminator) saling berkompetisi untuk menghasilkan gambar atau video yang semakin realistis.

2. Encoder-Decoder (Face Swapping)

 Digunakan untuk menukar wajah seseorang ke tubuh orang lain. Encoder mempelajari pola wajah, sementara decoder menempelkan wajah ke objek target.

3. Autoencoder Lanjutan

Versi lebih canggih yang dapat menciptakan ekspresi dan gambar baru sepenuhnya, membuat hasil rekayasa makin halus dan sulit dikenali.

Cara Mengenali Deepfake

Meski sangat meyakinkan, deepfake tetap memiliki celah yang bisa dideteksi secara visual dan audio.
Berikut beberapa tanda-tandanya:

* Gerakan mata atau ekspresi wajah tampak tidak alami
* Frekuensi berkedip tidak wajar
* Sinkronisasi bibir dan suara tidak pas
* Pencahayaan atau warna kulit terlihat janggal
* Rambut dan gerakan kepala tampak patah-patah
* Proporsi tubuh tidak seimbang dengan wajah

Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, masyarakat bisa lebih waspada terhadap konten manipulatif di internet.

Deepfake vs Shallowfake

Selain deepfake, ada juga istilah shallowfake yakni manipulasi video sederhana dengan cara memotong atau mengedit sebagian isi video agar tampak berbeda dari konteks aslinya.
Salah satu contoh terkenal adalah video pidato Nancy Pelosi, Ketua DPR AS, yang diedit agar terdengar seperti sedang mabuk, padahal aslinya tidak.

Kelebihan dan Risiko Deepfake

Kelebihan:

* Dipakai dalam industri hiburan, film, dan parodi
* Menghidupkan kembali tokoh sejarah atau arsip visual lama
* Berguna untuk pelatihan AI dan simulasi digital

Risiko:

* Menyebarkan informasi palsu dan propaganda
* Melanggar privasi dan hak individu
* Menjadi alat penipuan dan pencurian identitas
* Menimbulkan kebingungan publik karena sulit dibedakan dari video asli

Deepfake kini menjadi simbol kemajuan sekaligus ancaman teknologi kecerdasan buatan.
Di satu sisi, ia membuka peluang besar bagi inovasi digital; di sisi lain, menciptakan risiko penyalahgunaan yang bisa mengguncang kepercayaan publik.

Karena itu, literasi digital dan kesadaran masyarakat menjadi benteng utama untuk melawan manipulasi visual yang semakin canggih di dunia maya.




 
Berita Lainnya :
  • Deepfake: Teknologi Canggih yang Bisa Menipu Mata dan Telinga Manusia
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved