Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Bengkalis Sulap Kubangan Jalan Jadi "Taman Memancing"
Selasa, 18-09-2018 - 18:45:00 WIB
|
Jalan rusak, warga ramai-ramai "memancing" di kubangan yang berada di tengah jalan poros Kecamatan Bantan |
Riau12.com, BENGKALIS- Tanam pohon sudah, buat 'kuburan' di tengah jalan pun sudah, namun belum terlihat reaksi dari pemerintah terkait upaya perbaikan kerusakan sejumlah ruas Jalan Poros Bantan, Kecamatan Bengkalis. Cari akal yang lain, sekelompok pemuda ramai-ramai menjadikan badan jalan yang rusak dan tergenang air sebagai "taman memancing" seperti kolam.
Kegiatan "memancing" di badan jalan yang rusak dan tak kunjung diperbaiki itu, juga heboh di dunia maya dan mendapat tanggapan netizen dan menyesalkan belum adanya perbaikan.
Terkait kerusakan jalan dan aksi sekelompok anak muda tersebut, salah seorang Tokoh Pemuda Kecamatan Bantan, Sobirin, SH mengatakan, apa yang dilakukan oleh anak-anak muda tersebut bentuk rasa kecewa terkait kondisi jalan di kampung mereka.
"Wajarlah kalau mereka (masyarakat) kesal, dan saya yakin siapa saja yang melintas di Jalan Poros Bantan juga akan kesal, karena kondisi jalan seperti itu. Mereka hanya ingin pemerintah memahami kondisi ini dengan memperbaiki kerusakan jalan," ujar Sobirin, Selasa (18/9/18).
Kondisi kerusakan parah itu terjadi perbatasan Desa Bantan Air dan Bantan Tengah. Karena proyek MY urung dilakukan pada tahun ini, masyarakat berharap kondisi jalan kembali ditimbus dan diratakan. ”Kami juga memaklumi kondisi keuangan daerah saat ini, tapi taklah sampai membiarkan kondisi jalan seperti ini sampai bertahun-tahun,” keluhnya.
Masyarakat kata Sobirin, akan terus menyuarakan dan mengingatkan pemeritah dengan berbaga cara sehingga kerusakan jalan di perbaiki. "Saya yakin akan ada aksi atau sindiran lagi, sampai Jalan Poros Kecamatan Bantan benar-benar diperbaiki," sebutnya.
Anggota DPRD Bengkalis, Sofyan, juga meminta agar Pemkab Bengkalis menganggarkan dana perbaikan kerusakan Jalan Poros Bantan-Muntai di Perubahan APBD 2018. Perbaikan tersebut tergolong skala prioritas mengingat tingkat kerusakan sudah cukup parah.
"Warga melakukan itu karena kerusakan jalan tidak hanya mengurangi kenyamanan dari sisi transportasi. Namun sudah berdampak kepada terkendalanya aktifitas pendidikan, perekonomian dan juga pemerintahan," ujarnya.(rtc)
Komentar Anda :