Pertemuan rekonsiliasi itu difasilitasi langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Irjen Herry Heryawan, yang akrab disapa Irjen Herimen. Inisiatif tersebut dilakukan sebagai upaya meredam spekulasi publik yang belakangan berkembang terkait hubungan dingin antara dua pucuk pimpinan di Provinsi Riau.

“Tidak ada perpecahan. Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur baik-baik saja. Ini kami bertiga ngumpul bersama,” ujar Irjen Herimen, menegaskan situasi yang sebenarnya.

Menurut Kapolda, kebersamaan tersebut menandakan bahwa hubungan antara Abdul Wahid dan SF Hariyanto tetap harmonis dan solid dalam menjalankan roda pemerintahan. Ia menilai sinergi keduanya sangat penting demi kelancaran program pembangunan dan stabilitas politik di Riau.

“Kolaborasi antara Gubernur dan Wakil Gubernur adalah kunci dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah. Jangan sampai isu yang tidak berdasar mengganggu kerja pemerintah,” tegasnya.

Irjen Herimen juga berpesan agar seluruh pihak, termasuk masyarakat dan pejabat di lingkungan Pemprov Riau, tidak mudah terpengaruh isu negatif yang berpotensi memecah belah keharmonisan. Ia menekankan bahwa pemerintah harus tetap fokus pada pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.

Sementara itu, momen kebersamaan tersebut disambut positif oleh masyarakat. Ivan Syahlufti, Ketua RW 17 Kelurahan Sialang Munggu, Pekanbaru, mengaku lega setelah melihat Gubernur dan Wakil Gubernur kembali tampil bersama.

“Artinya, tidak ada perpecahan antara Pak Gub dan Pak Wagub. Masyarakat jadi tenang dan yakin program-program pemerintah bisa berjalan lancar,” kata Ivan.

Ia juga mengapresiasi langkah Kapolda Riau yang turun langsung memfasilitasi pertemuan tersebut. “Terima kasih kepada Pak Kapolda yang hadir di tengah-tengah keduanya. Ini momen yang menyejukkan dan menepis isu miring yang beredar,” tambahnya.

Kini, setelah momen salam komando itu, publik berharap Gubernur Abdul Wahid dan Wakil Gubernur SF Hariyanto dapat kembali bersinergi penuh menjalankan roda pemerintahan. Pertemuan yang difasilitasi Kapolda Riau ini menjadi simbol rekonsiliasi politik dan penegasan bahwa soliditas kepemimpinan di Riau tetap terjaga.