Universitas Muhammadiyah Riau Resmi Jadi Kampus Ramah Difabel, Gelar Riau Difabel Fair 2025 Sabtu, 13/09/2025 | 15:50
Riau12.com-PEKANBARU – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) resmi mendeklarasikan diri sebagai kampus ramah difabel dalam kegiatan Riau Difabel Fair 2025 Toward Riau an Inclusive Society, yang digelar di halaman kampus utama Umri, Sabtu (13/9/2025).
Acara ini dihadiri ratusan orang difabel, termasuk anggota Himpunan Difabel Muhammadiyah (Hidimu) Riau, orangtua dengan anak difabel, serta peserta dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Bangkinang. Selain deklarasi, kegiatan mengusung tema “Achievement and Creativity of Difabled Community” ini juga menampilkan pameran karya seni, produk UMKM difabel, bazar difabel, dan talkshow tentang inklusivitas dan peran masyarakat.
Ketua Panitia sekaligus Ketua Hidimu Riau, Imamil Usni, menyampaikan bahwa deklarasi kampus ramah difabel ini merupakan bentuk penghargaan kepada kaum difabel.
“Tanpa dukungan semua pihak, acara ini tak bisa berlangsung. Harapan kami, langkah ini bisa menjadi motivasi bagi difabel untuk terus berprestasi,” ujar Imamil.
Sementara itu, Rektor Umri, Dr Saidul Amin, MA, menegaskan bahwa penghormatan terhadap difabel selaras dengan ajaran Nabi Muhammad yang menghormati sahabat difabel. Selain itu, tahun 2025 menjadi catatan sejarah bagi Umri dengan jumlah mahasiswa baru terbanyak sepanjang 17 tahun berdiri, yakni 3.036 mahasiswa, melebihi target awal 2.800 orang.
“Siapalah kita jika tidak mengikuti langkah Rasulullah yang menghormati kaum difabel,” tegas Rektor.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau, Dr Hendri Sayuti, menyambut positif deklarasi ini. Menurutnya, Muhammadiyah hadir bukan sekadar untuk kaum difabel, tetapi berkepentingan dengan pemberdayaan mereka.
“Gerakan pemberdayaan difabel harus terus dilakukan di Umri. Muhammadiyah akan menghadirkan rumah bagi kaum difabel, dan mendorong masjid-masjid Muhammadiyah menjadi pusat pembinaan difabel,” kata Hendri.
Dengan deklarasi ini, Umri resmi menjadi kampus yang mendukung inklusi, kreativitas, dan pemberdayaan difabel, sekaligus memperkuat komitmen Muhammadiyah dalam membela dan mengangkat martabat kaum dhuafa.